TAPAN, Pesisir Selatan – Haryanto, Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Polisi Hutan, UPTD KPHL Bukit Barisan Anggota Tim Gabungan Gakkum dan Polhut Sumbar meninggal dunia (22/5/2024).
Mendiang almarhum Haryanto Kasatgas Polisi Hutan sempat menceritakan, terkait modus mafia hutan negara di Kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK).
HPK yang berlokasi di kampung Serdang kenagarian Tapan, Kecamatan Basa ampek balai Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatra Barat.
Sebelum memasuki lokasi HPK, sempat menceritakan beberapa orang mafia hutan, menawarkan lahan untuk mempermudahkan urusan perizinan.
Menurutnya pernah ada yang menawarkan lahan, Lima puluh hektar, kepada dirinya. Namun tawaran itu di tolak
Misi patroli Tim Gabungan Gakkum dan polhut Sumbar atas instruksi dari ‘Subhan’ ada beberapa unit Alat Berat excavator HITACHI Gerogoti kawasan hutan.
Ada pun kegiatan di lakukan pada hari itu sesuai koordinat lokasi di mana posisi excavator HITACHI sedang Gerogoti kawasan HPK akan di lakukan penangkapan .
Setiba di lokasi tersebut tim gabungan Gakkum LHK dan Polhut Sumbar dipimpin oleh Nefin Ahli Madya sebanyak 18 orang.
Petugas Polhut telah mengamankan, dua orang di duga operator alat berat excavator HITACHI Gerogoti kawasan hutan.
Setelah itu tim di bagi menjadi dua, sebagain besar anggota tersebut bersama dengan operator.
Dan di minta operator menunjuk jalan ter terdekat,’ menuju arah keluar dari lokasi Hutan Produksi konversi HPK wilayah TAPAN.
Haryanto bersama dua orang rekannya menuju rumah pondok ladang, milik warga Mukomuko” dimana dua orang wartawan sedang berada di pondok ladang tersebut.
Lanjut Haryanto lebih dahulu dari teman nya, namun tidak di sangka sangka Eri Chan sedang berada di atas pondok ladang turun ke bawah rumah.
Setiba di bawah Eri menoleh bagian belakang rumah melihat Haryanto dalam keadaan kelelahan, dan melambaikan tangan seakan-akan minta bantuan hingga Ia terjatuh ke tanah.
Sontak Eri Chan langsung mengejar Haryanto”,sekitar seratus meter dari pondok ladang’ .
Setiba dekat Haryanto”, Eri menanyakan kenapa pak ” hah hah hah tolong kabarkan laillah ” pintanya.
Ahmadi di atas pondok ladang seakan tidak percaya, dan Eri berteriak ” Tolong bawa HP” untuk di ambil video dan Ahmadi datang Haryanto SH sudah pingsan.( 22 mei 2024.jam17.09 WiB).
Lanjutnya di hubungi beberapa orang melalui telepon, untuk di minta pertolongan tidak ada yang menjawab.
Bahkan sempat kirim pesan video melalui grup WhatsApp, anak nageri tapan tidak ada tanggapan, lanjutnya Ahmadi menjemput teman nya, sekitar dua ratus meter, sebelum tempat kejadian.
Setelah itu Haryanto (48) di gotong ke pondok ladang dan dua orang teman Haryanto meminta Ahmadi” keluar untuk mendapatkan pertolongan dari warga dan rekan Polhut lain nya.
Ironisnya ketika dihubungi anggota Polsek BAB TAPAN” yang tidak kita sebutkan namanya, melalui via WhatsApp di minta pertolongan-Nya.
Malahan Polisi tersebut berdalih, dan seraya berkata” kami mengantarkan senter karena hari sudah, malam berdalih ” battre HP tinggal satu persen tidak bisa menelepon, saya di air batu hari hujan” jawab nya.
Beda ceritanya dengan Kapolsek BAB TAPAN Iptu Aldius, mengirimkan pesan via WhatsApp ” anggota dua orang sudah meluncur ke TKP dan bagaimana kondisi korban”.
Butuh waktu lama untuk mengevakuasi korban dari lokasi, menuju Rumah Sakit Puskesmas Tapan.
Menurutnya, karena Medan jalan nya becek dan jarak sangat jauh sekitar 6 km menuju mobil penjemputan kobaran.
lanjutnya evakuasi Haryanto dilakukan oleh personel Polsek BAB TAPAN dan, anggota BPBD Posts Tapan.
Polhut Sumbar dan utusan dari wali nagari Tapan dua orang, wartawan dan warga setempat menuju puskesmas Tapan.
Setelah sampai di puskesmas tapan dilakukan pemeriksaan luar, oleh dr Elsa Pohan di nyatakan sudah meninggal dunia , kemudian sekitar pukul 03.00 WIB.
Pihak keluarga Haryanto sampai di Puskesmas tapan, menerima dengan ikhlas kejadian musibah tersebut.
Istri Haryanto bernama An Elimarlina membuat surat pernyataan, penolakan di lakukan visum Autopsi Et repertum .
Pernyataan persetujuan tidak di lanjutkan Autopsi dibuat oleh, Kanit IK Aiptu Wira Dahni anggota Polsek BAB TAPAN.
Setelah itu pihak keluarga dan polisi kehutanan membawa jenazah, menggunakan mobil Ambulance puskesmas Tapan menuju kota Padang.
Keesokan harinya tanggal 23 Mei pukul 02:30 WIB, jenazah di semayamkan di rumah duka limau manis kota Padang.
Dan di bawa ke air haji kabupaten pesisir Selatan, dan di makamkan di kampung halaman secara kedinasan.
Antusias Kerumunan tausiyah mendatangi rumah duka, dan pihak keluarga meminta maaf kepada seluruh masyarakat tausiyah.
Jika ada almarhum berbuat kesalahan semasa hidupnya dan, di tempatkan di sisi Allah SWT hendaknya Amin. Dan doa bersama di lakukan lanjut jenazah di makamkan.
Di tempat terpisah di hari yang sama Yan busana pemilik Excavator HITACHI, gerogoti Hutan Negara kehilangan operator nya.
Dibantu oleh warga setempat dan PJ Mukhtar lovi, lakukan pencarian orang hilang di kawasan HPK wilayah TAPAN.
Setelah itu kepala kampung nagari tapan mendatangi kantor pos BPBD Tapan, meminta pertolongan pencarian orang hilang.
Aldasman anggota BPBD lakukan konsultasi dengan Polsek BAB TAPAN, namun pihak dari Polsek Tapan orang hilang tersebut, sudah di bawa oleh Polhut Sumbar ke Padang dan pencarian orang hilang di urungkan.
Setelah mengetahui peristiwa itu Yan busana lari ke kabupaten Mukomuko setelah shalat Jumat 24 Mei.
Dia menggunakan jenis sepeda motor jenis Honda Win yang, biasa di gunakan Yan busana untuk memasuki kawasan HPK Tapan.
Lanjutnya pada hari Sabtu tanggal 25 Mei teringat kata-kata almarhum pada tanggal 22 mei jalan yang di tentukan rute ter dekat menuju lokasi Excavator HITACHI.
Yang akan di lakukan penangkapan dapat penolakan, dari pak Mon polhut KPHP pesisir Selatan dengan alasan Jalan tersebut Banjir.
Butuh waktu lama perjalanan Eri Chan wartawan Redaksisatu.id dari TAPAN menuju lokasi Ray delapan dekat PT ikasi raya, Indrapura .
Di mana di masa Haryanto masih hidup pada tahun 2022, Ia pernah datang di lokasi tersebut ada pembukaan lahan secara besar besaran.
Setelah sampai di Rai delapan di katakan oleh warga setempat lokasi tersebut, tidak ada banjir ” lokasi ini sudah lama tidak digenangi air atau pun Banjir” ujarnya
Perjalanan dilanjutkan benar kata almarhum Haryanto Ada pembukaan lahan baru, dan bekas excavator berkerja dan jarak koordinat lokasi yang di tujukan sangat dekat.
” Eri sangat menyesali jika tanggal 22 mei jalan ini, di lewati tentu banyak excavator HITACHI sedang bekerja di temukan
Dan kemungkinan armarhum tidak kelelahan dan mukin beliau masih hidup, mukin tuhan sudah mentakdirkan, semoga amal ibadah bapak Haryanto di terima oleh Allah SWT hendaknya Amin ” doa’ Eri Chan.
Sampai berita ini di terbitkan petugas kehutanan masih memburu, dan mencari Yan busana di minta koperatif. (Eri Chan).