Redaksi

PT Bangun Pers Indonesia
NOMOR AHU-0067166.AH.01.01. TAHUN 2021

Penasehat Hukum
Lembaga Bantuan Hukum .  A M O R
Anggi Alwik Juli Siregar, SH
Fathroni Diansyah E. SH

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab
Edi Anwar Asfar
Wakil Pemimpin Redaksi
Jimmy H. Wibowo

Pemimpin Perusahaan
Adisah, SE
Wakil Pemimpin Perusahaan
Nof Erika, S.Hi

Redaktur Pelaksana
Saidi Hartono
Redaktur SEO
Misnato
Khairul Ramadan

WARTAWAN :

A c e h.
Rahmad Wahyudi

Sumatera Utara  :
Rosen Jaya Sinaga (Medan )
Nazarudin Muhni,- Abdul Zakaria, S.Sos ( Batubara )

Sumatera Barat:
 Zulhafendi,- Edwar Hafri,-
Am Haniafiah,- Eri Chan,- Fathwa Amrullah,- Athifah Sopie

Pekanbaru
Vickry Mulyandi, SH

Bengkulu
Khairul Ramadan 

Lampung
Sairudin

Kota/ Kab.Bogor
Baeti

Kab. Indramayu
……………………

Kalimantan Barat
Adrianus Susanto

Perwakilan Daerah
Adrianus Susanto ( Kalimantan Barat )
Agus Hermawan ( Kota/Kab.Bogor )
Khairul Ramadan ( Prov Bengkulu )
Sairudin ( Prov. Lampung )
Eri Chan
( Kab. Pesisir Selatan  )
Vicri Mulyandi, SH
( Kota Pekan Baru -Riau )

Design Website/IT : Fuaddy Chaidir Rosha

 

Kantor Redaksi
Wisma Sarinah Majapahit Floor 3 Jl.Majapahit N0.8 RW.8
Petojo sel. Kecamatan Gambir.kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10160.

 

Pedoman Pemberitaan Media Siber

 Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Keberadaan media siber di Indonesia juga merupakan bagian dari kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers.

Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan pedoman agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi fungsi, hak, dan kewajibannya sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Untuk itu Dewan Pers bersama organisasi pers, pengelola media siber, dan masyarakat menyusun Pedoman Pemberitaan Media Siber sebagai berikut:

 1. Ruang Lingkup

  1. Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan Dewan Pers.
  2. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content) adalah segala isi yang dibuat dan atau dipublikasikan oleh pengguna media siber, antara lain, artikel, gambar, komentar, suara, video dan berbagai bentuk unggahan yang melekat pada media siber, seperti blog, forum, komentar pembaca atau pemirsa, dan bentuk lain.

 2. Verifikasi dan keberimbangan berita

  1. Pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi.
  2. Berita yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan.
  3. Ketentuan dalam butir (a) di atas dikecualikan, dengan syarat:                                    a. Berita benar-benar mengandung kepentingan publik yang bersifat mendesak;          b. Sumber berita yang pertama adalah sumber yang jelas disebutkan identitasnya,          kredibel dan kompeten;
    1. Subyek berita yang harus dikonfirmasi tidak diketahui keberadaannya dan atau        tidak dapat diwawancarai;
    2. Media memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa berita tersebut masih          memerlukan verifikasi lebih lanjut yang diupayakan dalam waktu secepatnya.          Penjelasan dimuat pada bagian akhir dari berita yang sama, di dalam kurung          dan menggunakan huruf miring.
    3. Setelah memuat berita sesuai dengan butir (c), media wajib meneruskan upaya      verifikasi, dan setelah verifikasi didapatkan, hasil verifikasi dicantumkan pada          berita pemutakhiran (update) dengan tautan pada berita yang belum                      terverifikasi.

 3. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content)

  1. Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi Buatan                Pengguna yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 1999            tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan jelas.
  2. Media siber mewajibkan setiap pengguna untuk melakukan registrasi keanggotaan        dan melakukan proses log-in terlebih dahulu untuk dapat mempublikasikan semua        bentuk Isi Buatan Pengguna. Ketentuan mengenai log-in akan diatur lebih lanjut.
  3. Dalam registrasi tersebut, media siber mewajibkan pengguna memberi persetujuan      tertulis bahwa Isi Buatan Pengguna yang dipublikasikan:                                                a.Tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis dan cabul;                                                    b. Tidak memuat isi yang mengandung prasangka dan kebencian terkait dengan             suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta menganjurkan tindakan                 kekerasan;                                                                                                         c. Tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis kelamin dan bahasa,             serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa,                   atau cacat jasmani.                                                                                             d. Media siber memiliki kewenangan mutlak untuk mengedit atau menghapus Isi             Buatan Pengguna yang bertentangan dengan butir (c).                                           e. Media siber wajib menyediakan mekanisme pengaduan Isi Buatan Pengguna                 yang dinilai melanggar ketentuan pada butir (c). Mekanisme tersebut harus                 disediakan di tempat yang dengan mudah dapat diakses pengguna.                         f. Media siber wajib menyunting, menghapus, dan melakukan tindakan koreksi                setiap Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan dan melanggar ketentuan butir (c),            sesegera mungkin secara proporsional selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah            pengaduan diterima.                                                                                            g. Media siber yang telah memenuhi ketentuan pada butir (a), (b), (c), dan (f)                 tidak dibebani tanggung jawab atas masalah yang ditimbulkan akibat                           pemuatan isi  yang  melanggar ketentuan pada butir (c).                                        h. Media siber bertanggung jawab atas Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan bila              tidak mengambil tindakan koreksi setelah batas waktu sebagaimana tersebut              pada utir (f).

 4. Ralat, Koreksi, dan Hak Jawab

  1. Ralat, koreksi, dan hak jawab mengacu pada Undang-Undang Pers, Kode Etik             Jurnalistik, dan Pedoman Hak Jawab yang ditetapkan Dewan Pers.
  2. Ralat, koreksi dan atau hak jawab wajib ditautkan pada berita yang diralat,                  dikoreksi    atau yang diberi hak jawab.
  3. Di setiap berita ralat, koreksi, dan hak jawab wajib dicantumkan waktu pemuatan        ralat, koreksi, dan atau hak jawab tersebut.
  4. Bila suatu berita media siber tertentu disebarluaskan media siber lain, maka:
    1. Tanggung jawab media siber pembuat berita terbatas pada berita yang                   dipublikasikan di media siber tersebut atau media siber yang berada di bawah         otoritas teknisnya;
    2. Koreksi berita yang dilakukan oleh sebuah media siber, juga harus dilakukan            oleh media siber lain yang mengutip berita dari media siber yang dikoreksi itu;
    3. Media yang menyebarluaskan berita dari sebuah media siber dan tidak                    melakukan koreksi atas berita sesuai yang dilakukan oleh media siber pemilik          dan atau pembuat berita tersebut, bertanggung jawab penuh atas semua akibat      hukum dari berita yang tidak dikoreksinya itu.
    4. Sesuai dengan Undang-Undang Pers, media siber yang tidak melayani hak jawab     dapat dijatuhi sanksi hukum pidana denda paling banyak Rp 500.000.000 (Lima        ratus juta rupiah).

 5. Pencabutan Berita

  1. Berita yang sudah dipublikasikan tidak dapat dicabut karena alasan penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah SARA, kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik korban atau berdasarkan pertimbangan khusus lain yang ditetapkan Dewan Pers.
  2. Media siber lain wajib mengikuti pencabutan kutipan berita dari media asal yang telah dicabut.
  3. Pencabutan berita wajib disertai dengan alasan pencabutan dan diumumkan kepada      publik.

 6. Iklan

  1. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk berita dan iklan.
  2. Setiap berita/artikel/isi yang merupakan iklan dan atau isi berbayar wajib                    mencantumkan keterangan ”advertorial”, ”iklan”, ”ads”, ”sponsored”, atau kata lain yang menjelaskan bahwa berita/artikel/isi tersebut adalah iklan.

 7. Hak Cipta

Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam peraturan                 perundang-undangan yang berlaku.

 8. Pencantuman Pedoman

Media siber wajib mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media Siber ini di medianya         secara terang dan jelas.

 9. Sengketa

Penilaian akhir atas sengketa mengenai pelaksanaan Pedoman Pemberitaan Media            Siber ini diselesaikan oleh Dewan Pers.

Jakarta, 3 Februari 2012
(Pedoman ini ditandatangani oleh Dewan Pers dan komunitas pers di Jakarta, 3 Februari 2012).