TEL AVIV, redaksisatu.id – Pertikaian antar kedua negara ini kian memanas. Israel dan Iran saling melancarkan balasan, menggunakan rudal.
Peran Amerika Serikat menentukan, dimana kedua negara Israel dan Iran saling melancarkan balasan serangan rudal.
Namun seperti yang telah disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump, seraya mengatakan konflik itu sebenarnya bisa diakhiri.
Sambil AS memperingatkan, “Asalkan, Teheran tidak melancarkan serangan target AS manapun, kata Presiden AS Donald Trump.
Serangan Balasan Iran Ancaman Untuk Israel
Tim penyelamat Israel sibuk memantau puing-puing bangunan, dan tempat tinggal yang hancur akibat serangan.
Mereka menggunakan senter dan anjing pelacak, untuk mencari korban selamat.
Dan sedikitnya tujuh orang tewas, termasuk anak-anak, kata pihak berwenang Israel.
Teheran telah membatalkan perundingan nuklir, yang menurut AS adalah satu-satunya cara untuk saling menghentikan serangan balasan ke Israel.
Sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, serangan yang dilancarkan oleh Iran sejauh ini tidak ada apa-apanya.
Bila dibandingkan dengan apa yang akan dilihat Iran, dalam beberapa hari mendatang, kata Netanyahu.
Peran AS Belum Menemukan Solusi
“Jika kita diserang dengan cara apa pun, bentuk apa pun oleh Iran, kekuatan penuh dan kekuatan Angkatan Bersenjata AS.
Mereka akan menyerang “Anda (Iran) pada tingkat, yang belum pernah terlihat sebelumnya,” kata Trump dalam sebuah pesan di Truth Social.
“Namun, kita dapat dengan mudah mencapai kesepakatan antara Iran dan Israel, dan mengakhiri konflik berdarah ini.”
Trump tidak memberikan rincian jawaban, mengenai kemungkinan kesepakatan apa pun.
Iran mengatakan 78 orang tewas di sana pada hari pertama operasi Israel pada hari Jumat (13/5).
Jumlah korban makin bertambah pada hari kedua, dimana para korban terdata termasuk 60 orang.
Ketika, sebuah serangan rudal telah merobohkan gedung apartemen 14 lantai di kawasan Teheran, di mana 29 dari korban tewas adalah anak-anak.
Depot minyak Shahran di Teheran menjadi sasaran serangan Israel, kata pegawai depot Shahran Iran.
Dan Ia menambahkan bahwa situasi terkendali. Kebakaran terjadi setelah serangan Israel terhadap kilang minyak di dekat Ibukota Teheran.
Sementara serangan Israel juga menargetkan, gedung kementerian pertahanan Iran.
Hal itu telah menyebabkan kerusakan kecil, kantor berita semi – resmi Tasnim, Ia mengatakan pada hari Minggu.
Gelombang serangan terbaru Iran dimulai, sesaat setelah pukul 11.00 malam pada hari Sabtu (2000 GMT).
Ketika sirene serangan udara berbunyi di Yerusalem dan Haifa, mengirim sekitar satu juta orang ke tempat perlindungan bom.
Serangan Iran, Penduduk Israel Mengungsi
Sekitar pukul 2.30 pagi waktu setempat, militer Israel memperingatkan akan adanya serangan rudal lain dan mendesak kepada penduduk.
Dalam seruannya, untuk mencari tempat berlindung. Ledakan menggema di Tel Aviv dan Yerusalem.
Sebuah rudal melesat di langit, dan roket pencegat diluncurkan sebagai serangan balasan.
Militer mencabut imbauan untuk tetap tinggal di rumah hampir satu jam setelah mengeluarkan peringatan.
Pemberontak Houthi di Yaman yang bersekutu dengan Iran mengatakan pada hari Minggu, (15/5).
Bahwa, mereka menargetkan Jaffa di Israel tengah dengan beberapa rudal balistik dalam 24 jam terakhir, pertama kalinya sekutu Iran bergabung dalam pertempuran tersebut.
Penduduk Israel Korban Luka Luka Mencapai 140 Orang
Layanan ambulans Israel mengatakan sedikitnya tujuh orang tewas semalam yakni diantaranya:
Orang dewasa hingga anak laki-laki berusia 10 tahun, dan seorang gadis berusia muda, hampir 140 orang mengalami luka-luka dalam berbagai serangan.
Media Israel mengatakan sedikitnya 35 orang hilang setelah serangan udara menghantam Bat Yam, sebuah kota di selatan Tel Aviv.
Seorang juru bicara layanan darurat mengatakan, sebuah rudal menghantam gedung 8 lantai di sana.
Meskipun banyak orang yang berhasil diselamatkan, ada pula korban jiwa.
Tidak jelas berapa banyak bangunan, yang terkena dampak semalam.
Sejauh ini, setidaknya 10 orang di Israel telah tewas dan lebih dari 300 lainnya terluka.
Sejak Iran melancarkan serangan balasan pada hari Jumat. Putaran perundingan nuklir AS-Iran yang sedianya diadakan di Oman.
Perundingan tersebut pada hari Minggu dibatalkan, dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi.
Ia mengatakan bahwa, diskusi tersebut tidak dapat dilakukan selama Iran menjadi sasaran serangan “biadab” Israel.
Serangan Zona Gas di Kawasan Iran
Dalam serangan pertama yang nyata-nyata menghantam infrastruktur energi Iran, kantor berita semi-resmi Tasnim mengatakan’,
Iran menghentikan sebagian produksi di ladang gas terbesar di dunia setelah serangan Israel menyebabkan kebakaran di sana pada hari Sabtu.
Ladang South Pars, lepas pantai di provinsi Bushehr selatan Iran, merupakan sumber sebagian besar gas yang diproduksi di Iran.
Kekhawatiran mengenai potensi gangguan nya, pada ekspor minyak di kawasan tersebut.
Telah mendorong harga minyak naik hingga, 9 persen pada hari Jumat.
Meskipun Israel tidak memberikan, minyak dan gas kepada Iran pada hari pertama serangannya.
Jenderal Iran, Esmail Kosari, mengatakan pada hari Sabtu, bahwa Teheran sedang meninjau.
Apakah, akan menutup Selat Hormuz’ yang mengontrol akses ke Teluk untuk kapal tanker.
Sumber Israel mengatakan, operasi ini berlangsung selama berminggu-minggu.
Dan Netanyahu mendesak rakyat Iran untuk bangkit, melawan para pemimpin ulama Islam mereka.
Kekhawatiran Netanyahu ini akan berkembang, dan terjadinya konflik regional yang menyeret kekuatan luar.
B’Tselem, organisasi hak asasi manusia terkemuka Israel, mengatakan pada hari Sabtu (14/25).
Bahwa alih-alih, mereka telah menghabiskan semua kemungkinan untuk resolusi diplomatik.
Pemerintah Israel telah memilih, untuk memulai perang yang membahayakan seluruh kawasan.
Teheran telah memperingatkan sekutu Israel bahwa, pangkalan militer mereka di kawasan itu akan kami serang.
Jika” mereka akan membantu melancarkan serangan dan, menembak jatuh rudal Iran.
Namun, perang selama 20 bulan di Gaza dan konflik di Lebanon pada tahun lalu.
Telah menghancurkan proksi regional terkuat Teheran, Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.
Sehingga mengurangi pilihannya untuk melakukan pembalasan. Israel memandang program nuklir Iran, sebagai ancaman negaranya.
Dan seraya menambahkan, pemboman itu dirancang untuk mencegah langkah terakhir menuju produksi senjata nuklir. (**CNA-RED**).