KALBAR | redaksisatu.id – Langkanya dan sulitnya mendapatkan minyak Solar di SPBU, terpaksa membuat puluhan Supir Truk Kontainer melakukan mogok kerja. Supir Truk Kontainer menyebut, salah satu penyebab kelangkaan Solar ini diduga kuat adanya pembiaran dari Aparat Penegak Hukum.
Kelangkaan minyak Solar yang terjadi di SPBU-SPBU yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Barat tersebut diungkapkan oleh para Supir Truk Kontainer saat melakukan mogak kerja di Depan Pelabuhan Dwikora Pontianak, Jalan Kom Yos Sudarso, Sabtu 9 April 2022, sekitar Pukul 10.00 WIB.
“Minyak solar di SPBU-SPBU langka, saat ini kami kesulitan mendapatkan jatah solar saat pengisian di SPBU,” kata Gian, Perwakilan Supir Truk Kontainer saat memberikan keterangannya kepada Wartawan.

Menurut Supir Truk Kontainer, kondisi kelangkaan minyak Solar yang terjadi saat ini, justru membuat mereka dirugikan. Karena waktu mereka dihabiskan hanya untuk mengantri dengan kurun waktu yang lama, bahkan satu sampai dua hari.
“Dengan sulitnya mendapatkan minyak Solar ini, kami Sangat-sangat rugi Pak, harusnya kami satu hari bisa dapat kerjaan, misalnya dapat satu rit dua rit dalam kota, karena solar yang cukup susah, jadi kadang-kadang malah ndak dapat, hanya habis waktu buat antri Solar saja,” tuturnya.
Kalaupun ada pengisian Solar saat ini, lanjut para Supir Truk Kontainer tersebut menyampaikan, bahwa pihak SPBU membatasi pengisian dengan jatah kuota yang tidak sesuai dengan kebutuhan jarak tempuh.

“Pengisian pun saat ini dibatasi oleh pihak SPBU, kami minta jatah kuota pengisian ditambah seperti biasanya,” ungkap para Supir Truk Kontainer.
Nor, Supir Truk Kontainer pun menjelaskan, dimana kebutuhan minyak solar yang digunakan rute ke Kota Singkawang sebanyak 140 liter, tetapi pihak SPBU hanya memberikan jatah 100 liter saja.
“Trus untuk kekurangan 40 liter ini kami harus beli kemana?, Begitu juga misalnya ke Sintang sampai ke Putussibau, harus menambah lagi satu drum, jadi sisa kekurangan ini kita mau mencari kemana, tidak ada,” tandas Nor.

Kendati demikian, para Supir Truk Kontainer juga merasa aneh dan kesal dengan sikap Aparat penegak hukum karena terkesan ada pembiaran. Sehingga terjadi kelangkaan seperti yang terjadi saat ini disetiap SPBU.
“Aparat penegak hukum ada dimana tempat SPBU disitu ada Polsek, sekarang Polsek itu dimana, kok ndak dipandang, kok ndak dipantau, yang membutuhkan dibatasi dan sebaliknya yang tidak membutuhkan justru diprioritaskan, tidak dibatasi,” sindir para Supir yang melakukan mogok kerja itu.
Dalam kesempatan ini pun, pihak Supir Truk Kontainer, meminta agar tuntutan penambahan kuota dapat direalisasikan sesuai kebutuhan operasional truk Kontainer.
“Mogok kerja ini bisa jadi satu hari, bisa jadi tiga hari, tidak ada patokan batas waktu Pak, tergantung kebijakan dari Pertamina dan Pemerintah, kami berharap semoga ada solusi tercepat, jadi kami bisa melakukan aktivitas seperti biasa,” ujarnya.
Adrian318