REDAKSISATU.ID – Limbah Pertambangan Bauksit salah satu Perusahaan di wilayah Kabupaten Sanggau, diduga mengancam habitat yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas, Provinsi Kalimantan Barat.
Kekhawatiran limbah Pertambangan Bauksit tersebut bukan tanpa alasan. Selain tanggul pembuangan limbah tambang bauksit tidak memadai, jarak limbah tambang bauksit tersebut berada tidak jauh dari Sub DAS Kapuas.
“Kalau hujan pasti limbahnya meluap dan tanggul tanah penahan limbah juga bisa longsor. Apalagi kalau banjir, limbah ini mengalirnya ke Sungai. Habis lah nanti Sungai Kapuas itu, apalagi jarak penampungan limbah ini tidak jauh dari Sungai, itu Sungainya kelihatan dari sini,” ungkap beberapa warga yang namanya dirahasiakan, Jumat 20 Januari 2023, Pukul 14.39 WIB.

Warga itupun menyebut lahan Pertanian dan Perkebunan sudah dicemari oleh limbah pertambang bauksit. Ia pun mengaku lahannya itu sudah tidak bisa ditanami setelah terkena lumpur dari tambang bauksit, bahkan Sungai yang biasanya dijadikan tempat mandi oleh warga, sudah tertutup lumpur.
“Padi di Sawah habis mati, pohon durian, pohon rambutan, pohon buah rambai, kebun karet kami pun semuanya habis mati kena lumpur limbah tambang bauksit,” tandasnya.
Beberapa warga setempat pun mengaku sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan pihak perusahaan terkait dampak limbah Pertambangan Bauksit tersebut. Tetapi belum ada realisasinya, bahkan sebelumnya ada kesan pihak Perusahaan hanya ingin membayar seadanya kepada warga.

“Selama ini, kami sudah beberapa kali pertemuan dengan pihak Perusahaan, tapi belum ada penyelesaiannya. Ada juga yang sudah dibayar hanya Rp5 Juta, bagaimana bisa gitu? Sementara lahan kami sudah tidak lagi bisa ditanami, padi pun sudah mati semua, padinya sudah ndak mau hidup lagi, pohon buah-buahan pun sudah mati semua,” tutur beberapa warga Nek Balik dengan wajah-wajah kesalnya.
Persoalan limbah Pertambangan tersebut pun dibenarkan oleh Ketua RT/RW 08/004, Kampung Nek Balik, Desa Sansat, Kecamatan Toba, Kabupaten Sanggau. Tomy menyebut, peristiwa yang menimpah warganya itu terjadi sejak Perusahaan Tambang Bauksit itu menggarap kawasan Kampung Nek Balik.
“Perusahaan Tambang Bauksit itu masuk sekitar Tahun 2019, memang benar apa yang disampaikan warga itu. Kami juga minta kepada Perusahaan agar melakukan pengerukan sungai dan pembuatan tanggul limbah,” pintanya.
Yang menjadi pertanyaan dan kejanggalan beberapa warga, Sumber yang mengaku mengetahui, membeberkan apa yang dilakukan oleh Perusahaan Bauksit itu pada saat Tim dari Pusat melakukan pengecekan ke lokasi. Pihak Perusahaan terindikasi kuat menutupi adanya aktivitas Pertambangan Bauksit tersebut alias terindikasi kuat agar seolah-olah Perusahaan Bauksit tersebut sudah off.
Sementara itu, terkait persoalan tersebut pihak Perusahaan pun hingga saat ini belum bisa dikonfirmasi.
Bersambung…
Editor: Adrianus Susanto318