REDAKSI SATU.ID|JAKARTA -Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan kunker dalam memastikan proses penegakan prokes sampai pemberlakuan karantina bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang datang ke Indonesia. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau langsung Pelabuhan Benoa, Bali. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mencegah penyebaran virus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Pihak Forkopinda Bali dimintai oleh Kapolri Jenderal Sigit, untuk melakukan penguatan juga pengetatan proses pemeriksaan prokes hingga menuju ke tahapan karantina terhadap PPLN. Dari Anak Buah Kapal (ABK) usai bekerja diluar negeri sampai para wisatawan asing yang masuk melalui Pelabuhan Benoa, Bali tersebut.
“Baru saja kita melaksanakan pengecekan secara langsung untuk mengetahui bagaimana alur, masuknya ABK. Disamping itu, ada beberapa wisatawan yang menggunakan Yacht yang masuk lewat Pelabuhan Benoa sehingga kami memantau dari proses masuknya sampai mengetahui bagaimana proses pemeriksaan khususnya terkait dengan masalah prokes,” ucap Kapolri Sigit.
Tambahnya, Karena memang kita harus betul-betul ketat dalam pengawasan titik-titik yang digunakan untuk pintu masuk PPLN,” tandas Sigit di sela kunjungannya ke Pelabuhan Benoa, Bali, Sabtu (15/01).
Kapolri Sigit pun menjelaskan bahwa aplikasi Monitoring Karantina Presisi ini membantu dalam memperkuat pengawasan ditambah petugas akan melakukan tes swab antigen ke ABK dan wisatawan asing diatas kapal sebelum dilanjutkan ke proses karantina.
Berkenaan dengan karantina PPLN, pihak RS rujukan atau tempat karantina yang telah siap pihak Pemerintah Provinsi Bali.
“Kemudian tadi ada beberapa penyesuaian kita minta untuk pada saat sebelum turun kemudian mengunduh aplikasi Karantina Monitoring Presisi. Demikian juga bagi wisatawan ataupun ABK yang sudah laksanakan Swab PCR. Selanjutnya dibawa ke tempat karantina yang sudah dipersiapkan oleh Bapak Gubernur,” ujar mantan Kapolda Banten itu.
Dari hasil tinjauannya secara langsung, Kapolri mengakui proses penegakan prokes hingga karantina sudah berjalan dengan baik. Walaupun, kata Sigit, nanti tetap harus ada penyesuaian dan penyempurnaan lagi kedepannya.
“Saya kira beberapa hal itu yang tentunya kedepan akan terus kita perbaiki dan kita sempurnakan,” ucap eks Kabareskrim Polri tersebut.
Kapolri Sigit menyebutkan perkembangan varian Omicron di Indonesia saat ini didominasi oleh penyebaran Imported Case yang masuk melalui Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Sebab itu, Sigit menekankan pentingnya penegakan prokes dan karantina di Pelabuhan Benoa, yang notabene menjadi salah satu pintu masuk Indonesia.
“Karena itu kita juga menjaga yang melalui Pelabuhan Benoa juga dalam kondisi melalui standar operasional prosedur yang sama. Terkait dengan proses prokes sebelum masuk ke karantina,” tutur Sigit.
Kapolri menyebut, dengan diterapkannya aplikasi Monitoring Karantina Presisi di Pelabuhan Benoa, maka pengawasan PPLN yang melakukan karantina akan semakin kuat. Lantaran, lanjut Sigit, hal itu bisa mencegah adanya potensi PPLN yang tidak menjalani karantina.
Sebaliknya, Kapolri mengapresiasi Forkopimda Bali yang telah bekerja keras memastikan seluruh rangkaian protokol kesehatan dan karantina bagi PPLN berjalan dengan baik. Menurutnya, semua ini dilakukan untuk menjaga masyarakat serta tetap bisa mengendalikan laju pertumbuhan Covid-19 saat ini.
“Ini butuh sinergitas, soliditas dari seluruh stakeholder, dan masyarakat untuk kemudian kembali waspada walapun sudah vaksin dua kali. Tetap laksanakan prokes. Pemerintah juga sudah berikan ruang untuk booster terhadap yang sudah vaksin lebih dari enam bulan agar dimanfaatkan,” ucapnya.
Lalu Jenderal Sigit menambahkan, “sehingga kita yakin seluruh masyarakat terjaga imunitas dan kekebalannya dari ancaman terhadap varian baru ataupun lama. Karena kondisi dari imunitasnya yang mungkin tentu harus diperkuat kembali dengan booster,” kata Sigit.
Diketahui,Sebelum meninjau penegakan protokol kesehatan dan proses karantina di Pelabuhan Benoa, Sigit beserta rombongan juga menyempatkan melihat secara langsung pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMP Kristen 1 Harapan, Kota Denpasar, Bali.