Pasaman Barat | Redaksi Satu – Jalur Lintas Provinsi Simpang Empat – Panti Memakan Korban, di mana selama ini jalur tersebut memang merupakan satu-satunya akses jalan utama dari Simpang Empat Pasaman Barat menuju Panti Pasaman Timur via Talu, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.
Akibat longsor, yang terjadi pada Selasa (21/06/2023) selain memakan korban satu orang meninggal dunia, akses jalan tak bisa di lalui hingga Rabu (22/06/2022) sore ini.
Longsor yang terjadi pada Selasa senja itu mengakibatkan, jalur menuju Talu sepanjang lebih kurang 5 km tertimbun oleh reruntuhan material tanah dan bebatuan.
Terjadinya longsor tersebut diperkirakan akibat tingginya intensitas curah hujan di Pasaman Barat sejak seminggu terakhir dan ditambah lagi tanah yang labil pasca bencana gempa pada Februari lalu, hingga mudah amblas.
Kabid KL BPBD. Pasaman Barat, Afrizal saat dikonfirmasi oleh media ini menyampaikan, akibat longsor tersebut bukan saja melumpuhkan akaes jalan, tapi juga memakan korban satu orang meninggal dunia, satu unit tertimbun reruntuhan tanah longsor,serta puluhan warga terjebak di lokasi.
Menurut Izal, salah seorang pengendara yang setiap hari selalu melintas di lokasi tersebut setelah melihat kejadian itu, ia menjadi trauma dan takut apabila harus melalui jalan tersebut seorang diri.
Dikatakannya, sejak kejadian gempa pada Februari lalu, sebenarnya ia dan sebahagian masyarakat yang selalu menggunakan jalan dari Simpang Empat menuju Talu tersebut memang resah dan khawatir melihat kondisinya, terutama para pengendara yang melintas saat hujan lebat, mereka selalu waspada.
Menurut mereka, akibat dari gempa bulan Pebruari yang lalu itu, selain mengakibatkan sebagian badan jalan yang retak dan amblas tebing di sepanjang jalan tersebut juga sangat rawan longsor terutama di daerah Polongan Anam Talu dan juga di daerah Rimbo Kejahatan Nagari Kajai Pasbar.
“Saat melintas di jalan ini terutama daerah Polongan Anam dan Rimbo Kejahatan kita sangat was – was, sebab di sepanjang jalan ini badan jalan sudah retak dan tebing – tebingnya mudah longsor,” katanya.
Salah seorang supir mengatakan, karena tuntutan pekerjaan sebagai pengemudi mobil yang harus mengantarkan bahan pokok ke daerah Talu, mereka memang cemas, tapi karena itu sudah merupakan pekerjaannya, yah, mau tak mau memang harus melintasi jalan tersebut.
Mereka hanya berharap dan berdoa, semoga tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan saat mereka melintasi jalan tersebut, sebab hanya ini jalan satu-satunya akses yang dapat di lalui menuju Talu – Panti dari Simpang Empat.
“Bagaimana lagi, karena tuntutan pekerjaan, kita harus lewati jalan ini setiap hari, rasa takut itu pasti ada, namun demi dapur tetap mengepul segala resiko akan tetap di hadapi,” ujarnya
Ia berharap, pihak – pihak terkait secepatnya melakukan perbaikan jalan dan drainase termasuk rehab tanggul tebing, agar tidak lagi menimbulkan korban jiwa di masa datang.
Apa lagi dikatakannya, jalan tersebut merupakan lintas utama dari Simpang Empat (Pasaman Barat) menuju Panti (Pasaman Timur),
“makanya setiap hari ada ribuan pengguna jalan yang melintas di lokasi tersebut dan jalan ini adalah jalur lintas Provinsi,” tutupnya.
(Zoelnasti)