3 Oktober 2023
Beranda RELIGI Di Palanta Surau

Di Palanta Surau

palanta surau
ilustrasi surau
Malam itu, sejumlah orang, berpakaian celana hitam galembong, baru saja beristirahat setelah melakukan latihan silat di halaman palanta surau.

Di palanta surau, tampak salah seorang pria, duduk bersandar pada dinding surau. Pria itu  dipanggil Ismet oleh teman-temannya dengan nama Ismet.

Ismet yang duluan beristirahat, menggeser duduknya ke depan guru dan bertanya.

BACA JUGA  Saling Berkunjung dan Silaturahmi Jelang Idul Adha

“Guru.. Saya terus berdzikir, tapi hati saya tetap susah. Apalagi masalah ekonomi. Ini sangat membuat saya gelisah?” tanya Ismet dengan wajah putus asa pada sang guru.

“Sejak kapan kamu tukar Tuhanmu? ” jawab sang guru.

“Tidak pernah saya menukarnya guru!, Tuhan  saya  tetaplah Allah, ” jawabnya.

BACA JUGA  Dinas Pendidikan Diduga Memaksa Guru Membeli Tiket IMTF 150 Ribu

“Itu kan kata bibirmu saja, tapi hatimu tidaklah begitu. ” kata Sang Guru.

“Maksud guru? ” tanyanya bingung.

“Setiap saat, di dalam hatimu, yang besar itu bukanlah Allah,  akan tetapi kesusahan. Buktinya kamu tidak mampu menghindar ataupun menyingkirkan “susah” itu di hatimu.

BACA JUGA  Persinaga Cup Kota Bengkulu Berakhir, PS Tangan Mas Payakumbuh Gondol Sejumlah Medali

Bagimu yang besar itu hanyalah “susah”. Tegasnya susah itu lebih besar dan berkuasa di dalam hatimu daripada Tuhan itu sendiri.

“Bahkan ke mana-mana susah itulah yang menguasai hatimu. Bukan Allah yang Maha Rahman dan Rahim,” kata sang guru menegaskan .

“Lantas bagaimana lagi guru?” tanyanya.

BACA JUGA  241 Guru PPPK Kemenag Sumbar Terima Rapel Gaji Bulan November

“Sibukanlah hatimu dengan Allah, jangan kamu disibukan oleh susah itu, agar susah itu tidak menjalar dalam darah dan menggerogoti setiap gerak hidupmu,” jawab sang guru.

Selang beberapa waktu, murid yang lain di Palanta Surau itu, Eka Tukul mengajukan pertanyaan yang senada.

“Guru, saya selalu berdoa akan kebaikan kehidupan ekonomi keluarga saya. Bahkan telah lakukan sholat tahajud dan sholat hajat di tengah malam,” jawab Eka Tukul.

BACA JUGA  Wagub Sumbar Disebut Tidak Butuh Media dan Hargai Jurnalistik

“Dengan mengerjakan sholat itu saya berharap agar hidup ini berubah lebih baik. Tapi kenapa Allah belum juga mengabulkan permintaan dalam do’a saya itu, ” keluh Eka Tukul.

”Jika kau benar benar meminta, apakah kau sangka, sulit bagi Allah mengabulkan doamu itu?,” sang guru di Palanta Surau balik bertanya.

“Tentu saja tidak guru!, lantas kenapa Allah belum mengabulkan juga?,” tanya Eka.

BACA JUGA  Menyambut Idul Fitri 1443 H, Pertama Kali Karnaval Perahu Hias Digelar

“Saya pikir, bukan Allah yang tidak mau mengabulkan doamu. Tetapi kamulah yang selalu mengusir Allah jauh-jauh ke langit. Engkau tidak pernah memberi kesempatan Allah untuk hadir di hatimu,” ucap Sang Guru.

“Engkau lupa dan mungkin mengingkari bahwa yang mendenyutkan jantungmu adalah Dia. Dialah Allah Yang Maha mengetahui dan Maha segala-galanya”, terang sang guru.

BACA JUGA  Kematian
Artikulli paraprak6 Obat Biang Keringat Ampuh Usir Gatal
Artikulli tjetërOknum Kepala Desa di Kalbar Diduga Jadi Bandar Narkoba

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.