Pasaman Barat | Redaksi Satu – Varian Baru B.1.1.529 Ditemukan di Bostwana Afrika Selatan, Ilmuawan setempat telah memperingatkan Varian Covid-19 yang disebut B.1.1.529 ini dapat menghindari kekebalan dan berpotensi meningkatkan penularan. Penyebarannya sangat cepat di Afrika Selatan, makanya varian Omicron ini telah dilaporkan ke WHO.
Varian baru ini diketahui merupakan hasil mutasi dari varian B.1.1.7 ilustrasi varian baru virus corona Prancis.
Saat ini varian baru yang disebut Omicron ini sedang menjadi perhatian besar di kalangan peneliti, bahkan para peneliti di Afrika Selatan tersebut, terus melaporkan setiap menemukan gejala baru pada orang yang terinfeksi mutasi virus tersebut.
Epidemiolog dari Griffifth University Australia, Dicky Budiman mengatakan, varian baru omicron disebut 500 persen lebih menular dari pada virus corona asli, SARS-Cov-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan,Chin 2019 Lalu.
“kalau diibaratkan varian delta yang sempat merebak beberapa waktu yang lalu, di mana kecepatannya 100 % lebih cepat menular darinpada virus liar di Wuhan Varian baru Omicron ini bisa 500 persen atau 5 kali kecepatan penularannya,” jelas Dicky.
Di Indonesia sendiri, dalam beberapa waktu yang lalu diduga telah tercatat tiga kasus pasien terinfeksi Omicron.Kasus pertama bermula dari seorang WNI yang tiba di Indonesia dari Nigeria pada akhir Nopember 2021 lalu.
Sementara menurut Decky Budiman mengatakan, varian Omicron ini masih terus dikaji oleh para ahli, namun diyakini bahwa sebagian besar orang yang terinveksi dalam kondisi yang cukup parah adalah mereka yang tidak melakukan vaksinasi meskipun iusia muda.
berdasarkan data yang ada di negara-negara yang telah terinfeksi variant of concern terbaru yang satu ini, nahwa efektifitas vaksin masih baik untuk meminimalisir resiko keparahan dan kematian, tetapi bukan untuk mencegah infeksi atau penularan Covid-19.
Decky juga menegaskan, vaksinasi harus tetap dikombinasi selalu dengan pola hidup sehat dan tetap mempedomani protokol kesehatan minimal 5 M.
dr.Unben Pillay, dari departement kesehatan Afrika Selatan dalam penelitian barunya mengatakan, bila berkeringat di malam hari, hal ini diduga bisa menjadi penyebab muncul akibat terinfeksi varian Omicron.
Sementara dalam laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dibutuhkan 5 hingga 6 hari sejak seseorang terinfeksi virus untuk menunjukkan gejala, namun bisa juga dalam jangka 14 hari.
Para peneliti juga meyakini, gejala dari Omicron dapat muncul lebih cepat dari varian covid – 19 sebelumnya, yakni bisa lebih pendek rentan antara infeksi dan penularan varian omicron dari pada varian delta.
Di Indonesia sendiri, kekhawatiran akan munculnya varian baru omicron yang berasal dari Afrika Selatan, ini disebut-sebut sebagai varian baru dari covid yang telah bermutasi dan diklaim lebih berbahaya.
Terkait hal tersebut, mantan Menteri Kesehatan RI, Siti Fadilah Supari angkat suara soal virus Omicron, menurutnya Omicron itu adalah salah satu varian produk dari suatu mutasi Covid.
“Omicron itu karena mutasi dari sedikit protein,tetapi strainya tetap yang lama, yang berubah sifatnya adalah yang di ujung dari protein itu,” ungkap Fadilah seperti yang dikutip dari saluran Youtube Realita TV,Kamis (02\12\2021) awasl bulan lalu.
Siti Fadilah kemudian menyinggung soal tingkat kemenularan dari virus Omicron yang diklaim 500 persen lebih cepat, menurutnya ada yang lebih penting untuk digaris bawahi sesuai dengan hukum alam sejak lama.
Bahkan dikatakannya, kalau cepat menular 500 persen lebih tinggi dari covid awal, maka tingkat keganasannya pasti ringan.
” sifat virus memang begitu, kalau cepat menular seperti flu keganasannya rendah, tetapi kalau semakin ganas, dia semakin sulit untuk menular,”terangnya.
Siti Fadilah juga mengingatkan, jika ada yang terkena varian baru jangan takut, Insya Allah tak akan berbahaya.Pemerintah juga diharapkan jangan sampai menaikkan level PPKM, karena dampaknya besar bagi ekonomi Indonesia yang kini mulai berjalan dengan baik.
Sementara Presiden Republik Indonesia, Jokowi dalam menanggapi situasi ini memberikan arahan yakni, meminta masyarakat jangan panik, mendorong semua pihak segera vaksinasi, dan mewanti-wanti masyarakat memperketat disiplin protokol kesehatan serta melarang pejabat dan warga sementara bepergian ke luar negeri.
Berikut antara lain arahan Jokowi menyikapi masuknya varian Omicron sebagaimana tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/12/2021) sore.
Sebagaimana sudah disampaikan Menteri Kesehatan, varian Omricon sudah terdeteksi di wilayah Indonesia. Ini memang tak terelakkan karena salah satu karakter varian ini adalah penularannya sangat cepat.
Sekarang yang harus kita lakukan adalah bersama-sama berupaya sekuat tenaga agar varian Omricon tidak meluas di Tanah Air. Jangan sampai terjadi penularan lokal.
Kita harus berupaya menjaga situasi di Indonesia tetap baik. Kita pertahankan jumlah kasus aktif agar tetap rendah, tingkat penularan kita awasi agar bertahan di bawah satu. Jangan sampai itu melonjak lagi.
Waspada penting, tapi jangan perkembangan ini membuat kita panik. Sejauh ini varian Omricon belum menunjukkan karakter yang membahayakan nyawa pasien, terutama pasien-pasien yang sudah mendapatkan vaksin.
“Oleh sebab itu, saya meminta semua warga yang belum mendapatkan dua kali vaksin, apalagi yang sama sekali belum divaksin, segeralah mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin,” pinta Jokowi.
(Zoelnasti)