Redaksi Satu – Negara Rusia kerja sama dengan Uzbekistan, terkait pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir, (27/5/2024).
Dalam jumpa pers Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev mengatakan, proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama”, yang akan di bangun oleh Rusia di Asia Tengah pasca Soviet.
Dalam jamuan pertemuannya Presiden Uzbekistan, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, saat Ia berkunjung ke negara nya terkait pembangunan pembangkit listrik.
Kesepakatan pembangunan pembangkit listrik nuklir tersebut, jika diterapkan, akan menunjukkan kemampuan Rusia untuk mengekspor tidak hanya energi, tetapi juga produk-produk teknologi tinggi.
Pada pasar-pasar baru di Asia, pada saat negara-negara Barat meningkatkan tekanan terhadap Rusia melalui sanksi.
Putin mengatakan Rusia akan memasukkan $400 juta ke dalam dana investasi bersama sebesar $500 juta untuk membiayai proyek-proyek di Uzbekistan.
Mirziyoyev juga mengatakan Tashkent tertarik untuk membeli lebih banyak minyak dan gas dari Rusia.
Dalam sebuah kebalikan dari praktik selama puluhan tahun, di mana Moskow mengimpor hidrokarbon dari Asia Tengah.
Presiden Uzbekistan menyatakan kunjungan Putin sebagai hari “bersejarah”.Dan ini merupakan tanda dimulainya era baru, dalam kemitraan strategis komprehensif dan hubungan aliansi antar negara kita,” ujarnya.
Putin juga mengatakan Tashkent Moskow sebagai “mitra strategis dan sekutu yang dapat diandalkan dan dipercaya”.
Menurut dokumen yang diterbitkan oleh Kremlin, perusahaan nuklir negara Rusia Rosatom akan membangun hingga enam reaktor nuklir dengan kapasitas masing-masing 55 megawatt di Uzbekistan
Sebuah proyek berskala jauh lebih kecil dibandingkan dengan 2,4 gigawatt yang disepakati pada tahun 2018 dan masih dalam tahap penyelesaian.
Tidak ada pembangkit listrik tenaga nuklir di lima negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah, meskipun Uzbekistan dan negara tetangganya Kazakhstan.
Keduanya merupakan produsen uranium, telah lama mengatakan bahwa negara-negara yang sedang berkembang memerlukan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Namun proyek Kazakh baru dapat dilanjutkan setelah referendum nasional yang belum dijadwalkan.
Nyaris semua negara terkemuka di dunia, telah menjamin keamanan energi dan pembangunan berkelanjutan, dengan bantuan energi nuklir,” kata Mirziyoyev.
Hal ini menjadi keuntungan dari kampanye Rusia, untuk mengalihkan ekspor gasnya ke Asia di tengah perselisihan dengan Barat mengenai Ukraina, Uzbekistan pada Oktober lalu.
Mereka memulai mengimpor gas alam Rusia melalui pipa yang sama, yang sebelumnya memompakannya ke arah sebaliknya.
Meskipun produksi gasnya tetap besar yaitu sekitar 50 miliar meter kubik per tahun, Uzbekistan kesulitan untuk sepenuhnya memenuhi permintaan domestik.
Lebih lanjut pasokan dari Rusia telah memungkinkan, negara tersebut untuk menghindari krisis energi.
“Ekspor (gas) berjalan jauh lebih cepat dari jadwal dan kami,..siap meningkatkan volumenya jika diperlukan,” kata Putin.
Menurut Mirziyoyev, Tashkent juga ingin meningkatkan impor minyak Rusia.
Kedua pemimpin juga mengatakan pemerintah mereka sedang mengerjakan proyek-proyek besar, di bidang pertambangan, logam, dan bahan kimia.
Uzbekistan, yang perekonomiannya sangat bergantung pada pengiriman dana dari pekerja migran yang bekerja di Rusia.
Dan telah mempertahankan hubungan dekat dengan Moskow, setelah negara itu menginvasi Ukraina pada tahun 2022.
Lalu kemudian, Mirziyoyev dan para pemimpin lain di wilayah tersebut, tidak pernah berbicara untuk mendukung apa yang disebut Kremlin sebagai operasi militer khusus di Ukraina.
Kemudian semua negara di wilayah tersebut, juga bekerja sama dengan Barat dalam proyek-proyek seperti rute pengiriman kargo yang dirancang untuk melewati Rusia. Dikutip dari Reuters-Saidi SPMI.