1. Budaya Literasi Kita Rendah
Berdasarkan survei PlSA (Programme for lnternational Student Asesment), menunjukkan bahwa kemauan literasi siswa lndonesia masih sangat rendah.
Berdasarkan hasil survei tahun 2012, lndonesia berada di peringkat 64 dari 65 negara dan di tahun 2018 menempati peringkat 74 dari 79 negara.
Fakta ini didukung penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang menyimpulkan bahwa tingkat literasi siswa lndonesia masih sangat rendah.
Pertanyaan mendasar adalah bagaimanakah cara untuk mengubah sifat, kebiasaan, dan reaksi untuk meningkatkan literasi siswa lndonesia ?
Ada beberapa cara untuk meningkatkan literasi membaca siswa salah satunya adalah dengan melakukan pembiasaan dan budaya literasi membaca dan belajar menulis melalui muatan beberapa kegiatan seperti belajar menulis dari kegiatan Studi Tour atau Karya Wisata ke tempat wisata sejarah, peninggalan budaya, seni dan spiritual, wisata kota tua, pusat bisnis UMKM dll.
2. Esensi Study Tour dan Urgensinya
Study tour atau karya wisata adalah aktivitas di luar ruangan kelas yang memiliki tujuan untuk belajar mengenai proses suatu hal secara langsung.
Aktivitas ini biasanya dilakukan oleh sekolah sekali dalam satu tahun. Selain menjadi sarana belajar para siswa, kegiatan ini menjadi sebuah kegiatan berekreasi. Proses belajar dalam kegiatan ini berbeda karena para murid akan mengunjungi obyek secara langsung.
Proses belajar mengenai teori-teori di dalam kelas memiliki banyak perbedaan dibandingkan belajar tentang sebuah teori sambil melihat langsung obyek dari teori tersebut.
Hal itulah yang menyebabkan banyak instansi pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan tersebut. Selain memiliki kesan menarik, tetapi juga anda akan mendapatkan berbagai manfaat dari kegiatan ini.
Urgensi Manfaat Studi Tour.
Studi Tour dapat dibedakan dalam terminologi untuk kegiatan wisata edukasi seperti ini. Untuk kegiatan wisata edukasi dengan durasi 1 hari atau full day tour, biasa disebut sebagai kegiatan fieldtrip. Sedangkan untuk kegiatan wisata edukasi yang memakan waktu lebih dari satu hari (menginap), ini bisa disebut sebagai Study Tour.
Berikut di bawah ini adalah manfaat yang didapat dengan mengadakan kegiatan study tour.
1. Memberikan Pengalaman yang Tidak Ditemukan Di Kelas.
Tidak semua hal mengenai proses belajar dapat dihadirkan dalam sebuah kelas. Hal ini merupakan peran penting aktivitas tersebut karena dengan kegiatan ini dapat memecahkan masalah dengan bertemu langsung dengan obyek penelitiannya.
2. Memberikan Sumber Informasi Secara Langsung
Membaca buku saja tidak akan cukup untuk memahami sebuah permasalahan. Siswa pasti akan merasakan kebosanan dan tidak dapat meresap penjelasan yang ada dalam buku.
Dengan aktivitas ini siswa dapat terjun langsung ke lapangan untuk melihat obyek-obyek pembelajaran dan pembelajaran akan mudah dimengerti.
Siswa akan mendapatkan informasi secara faktual, karena langsung bertemu dengan sumber pembelajaran.
3. Memiliki Pengalaman Menarik
Proses belajar seperti ini akan memberikan pengalaman yang berbeda bagi para murid.
Selain mendapatkan ilmu, murid juga akan mendapatkan pengalaman baru yang dapat menjadi bekal pembelajaran ke jenjang selanjutnya.
4. Meningkatkan Minat Belajar
Dengan melakukan kunjungan-kunjungan ke suatu lokasi obyek tertentu yang memiliki nilai pembelajaran dapat membuka wawasan para murid yang bisa ditemukan secara langsung.
Dengan itu minat belajar akan meningkat karena murid mendapatkan kesan belajar yang berbeda.
5. Meningkatkan Kesadaran Terhadap Lingkungan
Jika anda melakukan proses belajar di luar ruangan kelas maka akan bertatapan langsung terhadap alam sekitar.
Murid akan melakukan pengamatan mengenai obyek yang ada dalam lingkungan agar lebih mengenal karakteristik dan hal lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.
6. Menumbuhkan Minat Dalam Bidang Masing-masing
Dengan adanya kegiatan study tour, murid akan mengenal lebih luas tentang dunia. Siswa akan lebih banyak mengenal bidang-bidang dalam Pekerjaan dan rutinitas masyarakat luas.
Hal itu akan menumbuhkan dan mempertajam cita-cita yang diinginkan. Orang-orang baru yang ada di sekitar lingkungan akan membuka wawasan baru untuk menambah pengetahuannya.
Indonesia memiliki banyak daya tarik wisata yang memiliki nilai pembelajaran yang bisa menjadi rekomendasi. Kondisi tersebut dapat anda gunakan untuk memperoleh manfaat seperti yang disebutkan di atas.
Study tour tidak hanya sebagai sebuah perjalanan saja, melainkan sebuah perjalanan untuk mempelajari sebuah hal baru untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Salah satu program kegiatan study tour yang bisa dipilih oleh sekolah adalah Week Without Walls Program.
Week Without Walls adalah program wisata edukasi dalam bentuk study tour dengan durasi minimal selama 5 hari.
Di mana siswa terlibat aktif dalam kesempatan pelayanan masyarakat, mengambil kegiatan pembelajaran di luar kelas dan membantu siswa merangkul potensi mereka untuk membuat perbedaan.
Destinasi yang bisa menjadi pilihan untuk program study tour ini diantaranya adalah Malang, Bandung, Yogyakarta hingga Bali.
3. Memicu dan Memacu Budaya Menulis melalui Studi Tour
Terdapat beberapa cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk menumbuhkan literasi membaca.
Pertama, sedini mungkin anak perlu dibiasakan berteman dengan buku. Bahkan sejak bayi bisa dibacakan cerita atau diberi hadiah buku. Hal ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar sejak kecil.
Di zaman sekarang mungkin hal ini terdengar aneh, namun bukan merupakan hal yang mustahil jika orang tua, guru, dan pemerhati literasi mampu membuat anak berteman dengan buku dan mengubah reaksinya terhadap kemampuan literasi yang rendah.
Kedua, anak perlu dilatih dan dibiasakan membaca setiap hari. Sebab dengan membaca, wawasan dan pola pikir anak akan berkembang.
Dalam hal ini anak membutuhkan model di rumah yaitu orang tua atau keluarga suka membaca.
Menurut Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, bahwa kemampuan menulis anak dapat lahir jika memiliki tingkat literasi membaca yang baik.
Nah, untuk menumbuhkan literasi menulis, kita dapat mendorong anak untuk berlatih untuk mengamati, menulis, serta mencintainya.
Kemampuan menulis anak akan berkembang jika terlatih mengamati banyak hal di sekitarnya, menangkapkan momen kehidupan, menghayati, merenungkan dan menalar dalam alam pikirannya serta mampu menuangkan hasil olahan rasa dan pikirnya dalam bentuk tulisan.
Selanjutnya doronglah anak untuk menuliskan apa yang dibaca, diamati, dilihat atau yang dirasakannya.
Seno Gumira Ajidarma menyatakan bahwa belajar menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan oleh manusia.
Maka, mulailah membelajarkan anak untuk menuliskan hal-hal sederhana, sesuai apa yang ingin ditulisnya.
Pikiran dan penalaran akan terus berkembang seiring perkembangan usia dan proses pembelajarannya. Dengan demikian menulis akan membudaya dalam kehidupan anak.
Seiring berjalannya waktu menulis bisa menjadi kebutuhan. Jika dirasakan sebagai kebutuhan maka akan melahirkan rasa cinta.
Mencintai menulis akan membuat anak tidak akan meninggalkan dunia menulis dan akan terus berkelana dalam alam pikirannya hingga menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Cinta akan membuatnya melakukan kegiatan menulis secara terus menerus sepanjang hidup dan menularkannya kepada orang lain. Dengan demikian secara perlahan akan lahir generasi yang mencintai menulis.
Belajar Menulis dari Karyawisata
Belajar tidak selamanya harus di dalam kelas, karena terkadang suasana belajar di luar kelas yang menyenangkan dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat dilakukan di luar kelas adalah studi Tour atau karyawisata.
Menurut KBBI, “Karyawisata” adalah kunjungan ke suatu objek dalam rangka memperdalam dan memperluas pengetahuan.
Biasanya studi tour atau karyawisata ini dilakukan dengan cara berkunjung ke suatu tempat.
Studi tiur tersebut bertujuan untuk memperkenalkan dunia jurnalistik kepada peserta didik.
Terbukti bahwa kegiatan studi tour tersebut dapat berdampak baik untuk pengembangan literasi sekolah.
Berdasarkan pemijiran di atas, terdapat cara sederhana untuk mengoptimalkan kegiatan studi tour agar siswa dapat menulis, yaitu :
Motivasi
Motivasi dari dalam diri menjadi faktor utama agar peserta didik mau belajar menulis.
Namun demikian, guru juga harus mampu memberikan motivasi kepada peserta didik tersebut.
Misalnya, selesai melaksanakan kegiatan studi tour peserta didik diminta untuk membuat laporan secara tertulis.
Kemudian guru memberikan motivasi kepada peserta didik bahwa penulisan laporan hasil studi tour tersebut bukan semata untuk mendapatkan nilai.
Memberikan Tantangan
Menurut Deporter, siswa akan lebih banyak belajar jika materinya pelajaran memiliki unsur yang menantang.
Nah, ketika siswa merasa tertantang dalam suatu pelajaran, maka ia dapat mengabaikan aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajar.
Dari kegiatan studi tour, peserta didik bisa diberi tantangan bahwa karya tulisan mereka akan diseleksi. Tulisan terbaik akan dikirim dan dimuat dalam media cetak.
Kompetisi
Pemberian motivasi memang baik, namun akan lebih baik jika diikuti dengan penerapan kompetisi.
Caranya, guru memberikan peluang kepada seluruh peserta didik untuk berkompetisi atau bersaing menulis dan menghasilkan karya tulis terbaik.
Kemudian tulisan terbaik akan dikirim ke redaksi media cetak. Tulisan siswa yang berhasil dimuat pada media cetak akan mendapatkan hadiah dari sekolah yang diserahkan di depan guru, orang tua, dan siswa lainnya sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan atas karyanya.
Insentif
Setiap pencapaian patut mendapatkan pengakuan dan insentif. Meskipun sederhana, namun hal itu dapat memberikan motivasi siswa untuk melakukan hal yang lebih baik di masa yang akan datang.
Salah satu bentuk pengakuan yang dapat diberikan adalah dengan menuliskan surat atau catatan berisi rasa terima kasih, pujian, atau ucapan selamat atas capaiannya dengan menyertakan tanda tangan guru atau kepala sekolah.
Dengan begitu, siswa akan merasa mendapatkan pengakuan dan merasanya karyanya dihargai.
Efek Kegiatan Literasi Menulis
Kesimpulannya, Sudi tour dapat berdampak besar bagi pengembangan budaya menulis di sekolah.
Hasil tulisan siswa yang bisa dimuat dalam media cetak serta menjadi cikal-bakal lahirnya penulis-penulis lain. Majalah dinding yang mati suri di sekolah bisa dihidupkan kembali. Bahkan terbit buku-buku karya siswa dan guru ber-ISBN.
Oleh : H. Sujaya, S.Pd.
(Wakase Humas SMPN 3 Sindang lndramayu)
Indramayu, 6/2/2023