Seluruh Mahasiswa Aceh yang berada di Turki, selamat dari bencana gempa 7,8 magnitude yang menimpa Turki dan Suriah pada Senin, 6 Februari lalu.
Hal tersebut disampaikan oleh Haji Uma, setelah melakukan komunikasi via sambungan WhatsApp dengan staf KBRI Ankara Dedy Irwanda Jabar yang juga putra Aceh.
Serta hasil komunikasi dengan Ketua Ikatan Mahasiswa Aceh Turki (IKAMAT) M. Akbar Angkasa, Jumat (10/2/2023).
“Alhamdulillah, seluruh mahasiswa Aceh selamat dari musibah gempa yang menimpa Turki dan Suriah Senin lalu. Kabar ini dapat saya pastikan setelah berkomunikasi dengan pihak KBRI di Ankara dan Ketua IKAMAT,” ungkap Haji Uma.
Haji Uma menambahkan, kurang lebih ada sekitar 150 mahasiswa asal Aceh berada di Turki. Dari jumlah tersebut, terdapat 5 mahasiswa yang terkena dampak akibat gempa.
Kelima mahasiswa tersebut kebetulan tinggal di sekitar Kota Kahramanmaras yang merupakan pusat gempa Turki. Saat ini, tiga dari mereka telah berada di KBRI bersama sejumlah mahasiswa Aceh lain. Sedangkan dua lainnya dalam perjalanan menuju Ankara.
Saat terjadi gempa, kelima mahasiswa Aceh ini lari menyelamatkan diri. Namun seluruh barang dan perbekalan milik mereka terkubur reruntuhan bangunan yang mereka tempati.
“Ada 5 mahasiswa Aceh yang tinggal di Kota Karaman maras yang menjadi pusat pusat gempa. Kini tiga orang sudah di KBRI, dua lagi sedang dalam perjalanan ke Ankara. Mereka alami trauma dan seluruh barang mereka hilang terkubur reruntuhan bangunan,” ujar Haji Uma.
Menurut pengakuan Ketua IKAMAT M. Akbar Angkasa kepada Haji Uma, jumlah warga Aceh di Turki sebenarnya lebih banyak dari yang terdata saat ini, namun sebagian bukan kuliah secara formal tapi melalui yayasan tertentu dan mereka sedikit sulit terdeteksi karena mereka di Turki setahun atau dua tahun, berbeda dengan mahasiswa di universitas formal.
Sementara itu, proses koordinasi mahasiswa Aceh di Turki dengan Pemerintah Aceh baru terjalin untuk tahap awal dan belum ada koordinasi lebih lanjut.
Untuk itu, mereka berharap melalui Haji Uma dapat membantu proses koordinasi dengan Pemerintah Aceh terkait dukungan dan bantuan terhadap mahasiswa Aceh di Turki, khususnya yang terkena dampak.
“Informasinya, kordinasi awal pemerintah dengan mahasiswa Aceh di Turki telah terjalin, namun belum ada proses koordinasi lanjutan. Karena itu, kita meminta Pemerintah Aceh untuk segera mungkin mengkoordinasikan lebih lanjut terkait dukungan dan bantuan yang dapat disalurkan guna membantu Mahasiswa Aceh di Turki,” harap Haji Uma.
Mahasiswa Aceh di Turki sebagaimana disampaikan melalui Haji Uma, juga berharap agar Aceh dan Pemerintah Indonesia ikut mengirim bantuan relawan serta tim Basarnas guna dapat membantu mempercepat proses evakuasi korban.
Mengingat kondisi Turki saat ini membutuhkan bantuan tenaga sumber daya untuk proses evakuasi korban di lokasi musibah gempa.
Sementara terkait kebutuhan bagi korban selamat gempa Turki, ketersediaan air bersih dan bantuan selimut menjadi prioritas. Mengingat Turki saat ini sedang dilanda musim dingin ekstrim dengan suhu minus 2 hingga 7 derajat celsius.
Hal ini ikut mengakibatkan sejumlah korban yang terjebak di bawah reruntuhan meninggal dunia karena mengalami kedinginan.
Haji Uma sendiri secara pribadi turut membantu sumbangan biaya sebesar Rp5 juta sebagai bentuk kepedulian dan upaya untuk meringankan beban para mahasiswa Aceh di Turki, khususnya yang terkena dampak gempa.
“Sumbangan tersebut merupakan dana pribadi sebagai bentuk kepedulian serta upaya untuk membantu meringankan beban adik-adik mahasiswa Aceh di Turki, khususnya yang terkena dampak dari musibah gempa” tutup Haji Uma.**