Perselisihan dari kedua negara kian memanas, Tiongkok dan Presiden Filipina mereka” saling mengklaim wilayah perbatasan Laut Cina Selatan.
Dilansir dari Reuters, dalam keterangannya Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menyampaikan di Istana Malacanang Pada Senin (6/5/24).
Presiden Filipina Marcos Jr menyampaikan, negara kami tidak akan menggunakan, meriam air atau senjata ofensif apa pun di Laut Cina Selatan.
Hal terakhir yang ingin dilakukan Filipina adalah meningkatkan ketegangan di jalur perairan strategis tersebut, kata Marcos kepada wartawan.
“Kami tidak akan mengikuti penjaga pantai dan kapal-kapal Tiongkok melakukan hal tersebut,” kata Marcos, seraya menambahkan.
Bahwa misi angkatan laut dan penjaga pantai Filipina adalah untuk menurunkan ketegangan, dan tidak ada rencana untuk memasang meriam air di kapal-kapal tersebut.
Kedutaan Besar Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Pekan lalu, Manila memprotes penggunaan meriam air yang dilakukan Beijing terhadap kapal-kapal Filipina di perairan dangkal.
Yang disengketakan di Laut Cina Selatan, dan menggambarkannya sebagai pelecehan dan “manuver berbahaya”, setelah meningkatnya ketegangan dalam beberapa bulan terakhir.
Tiongkok mengklaim kedaulatan atas sebagian besar Laut Cina Selatan, yang merupakan jalur perdagangan kapal tahunan senilai lebih dari $3 triliun, termasuk wilayah yang diklaim oleh Filipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Brunei.
Berawal klaim perbatasan itu, Pengadilan internasional pada tahun 2016 dan Ia mengatakan” klaim ekspansif Tiongkok tidak memiliki dasar hukum, sebuah keputusan yang ditolak oleh Beijing.
Dikutip dari Reuters (Red).