JAKARTA – redaksisatu.id – Melihat cara pedagang itu mendorong gerobak dengan penuh semangat, tidak ada yang menyangka jika lelaki tua penjaja tapai itu menyimpan kesedihan yang dalam. Sebagai lelaki saya gagal memelihara keutuhan keluarga saya ceritanya pada crew redaksi satu, Rabu, 17=11-021
Lelaki pedagang Tapai itu namanya Pujo Sumedi. Dalam usianya yang mulai senja itu, Pujo masih giat mendorong gerobak Tapainya, berkeliling menjajakan Tapai. Keletihan bejualan berkeliling setiap hari, bagi Pujo adalah penawar bagi kesedihannya ditinggal anak dan istri.
Kata lelaki berusia 52 tahun itu, ia berkeliling jalan kaki mendorong gerobak tapainya di sekitar kawasan Pekayon- Ciracas Jakarta Timur.
Penghasilan dari berjualan Tapai ini besarnya tidak menentu. Jika cuaca cerah, ia bisamenghabiskan tapai sekitar 30 hingga 40-an Kg, dengan keuntungan kotor sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 70-an ribu.
Ini bukan milik saya, melainkan milik orang lain katanya.”Saya hanya setor pada pemilik gerobak dan Tapai perkilo Rp. 6.200. Tape yang saya jual perkilonya Rp.8000/Kg,
Pedagang tape menuturkan, saya Berdagang Tape baru 2 (Dua) yang saya lakoni ujar Puja.
Sebelumnya saya bekerja sebagai Kuli Bangunan selama 10 tahun.”Saya bekerja di sekitaran Pabrik Mustika Ratu, dari rumah kerumah. Kemudian saya berdagang Roti keliling, selama 2 tahun’, tetapi tak berjalan dengan baik ucap Puja.
Pedagang Tapai ini menuturkan dengan air yang menganak sungai di matanya, saya hanyalah berpendidikan SMP mas, itupun tidak lulus. “Selama ini saya hidup sendiri tanpa kehadiran anak dan istri. redaksisatu.id.
Pernah saya berkeluarga dan menikah, pada tahun 1992 isteri saya bernama tini dikaruniai anak laki-laki pada tahun 1993, anak saya lahir. “Anak saya yang bernama Ahmad Zikri nama pemberian saya,’ air matapun menetes dipipinya. Sambil ia mengenang masa lalu.
Saya mencintai keluarga saya, hingga akhirnya tini ( isteri ) saya tega meninggalkan saya pada tahun 1996. “Isteri membawa anak saya ke Sragen Jawa Tengah.”Ucap Puja dengan mimik bersedih. redaksisatu.id.
Pada tahun 2018 pertama kalinya anak saya mengunjungi kontrakan yang saya tinggal. Kontrakan ukuran 2x 3 meter, beralamat Gang Bely IV RT 03 / RW 06, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur 13770.
Sekarang saya tinggal di kontrakan berukuran 2 x 3 meter. Meskipun tidak bersamanya,Pujo mengaku sangat senang karena anaknya telah tumbuh menjadi dewasa.
Anak saya telah kembali ke kampung halaman mantan isteri saya di Sragen Jawa Tengah.
Ditinggalkan anak, hidup saya ini terasa hampa. Saya gagal membina rumah tangga. Saya menjalani hidup ini tanpa anak dan isteri di sampingnya, papar Puja mengusap air mata.
<saidi>