Presiden Korea Utara Kim Jong Un kritik kerja sama militer trilateral, yang didominasi oleh Amerika Serikat, Jepang dan Karena Selatan.
Kim Jong Un menambahkan, meningkatnya ketegangan di kawasan itu, Ia berjanji akan mengambil alih tindakan balasan, program pengembangan nuklir tetap berjalan.
Kim Jong Un mengecam keras atas upaya dan memunculkan aset strategis nuklir AS, latihan perang, dan mereka bekerja sama dengan militer Jepang dan Korea Selatan.
Kerja sama latihan perang itu, menimbulkan ketidakseimbangan militer di kawasan itu, serta dapat menimbulkan tantangan sangat serius, bagi keamanan dan lingkungan kawasan asia, sumber dilansir dari Reuters.
Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) mereka, tidak menginginkan ketegangan di kawasan asia timur dengan situasi regional, akan tetapi kami akan mengambil sikap untuk pencegahan, kata Kim Jong Un.
Dalam kunjungan ke Kementerian Pertahanan, Kim Jong Un mengungkapkan, Ia tidak menginginkan tidak ada aktifitas di sana dalam bentuk latihan perang.
“Yang telah mereka lakukan bersama ini akan kami cegah, ujar Kim Jong Un saat memperingati hari ulang tahun Angkatan Darat pada Sabtu, (8/2/25).
DPRK adalah singkatan dari Republik Rakyat Demokratik Korea, nama resmi Korea Utara.
Presiden AS Donald Trump , setelah pertemuan pada hari Jumat dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.
Dia mengatakan dia akan memiliki hubungan dengan Korea Utara, karena mereka menyatakan keprihatinan atas program nuklirnya.
Namun selama kunjungan tersebut, Kim “menegaskan kembali kebijakan yang tak tergoyahkan untuk mengembangkan kekuatan nuklir lebih tinggi,” menurut laporan tersebut.
Mengenai perang Rusia dengan Ukraina , Kim mengatakan: “Tentara dan rakyat DPRK akan selalu mendukung dan mendorong tujuan mulia tentara dan rakyat Rusia.
“Untuk mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan keutuhan wilayah mereka sesuai dengan semangat perjanjian kemitraan strategis komprehensif antara DPRK dan Rusia.”
Bulan lalu, Korea Selatan mengatakan pihaknya mencurigai Korea Utara sedang bersiap mengirim lebih banyak pasukan ke Rusia , sebagai tambahan sekitar 11.000 tentara yang telah dikirim untuk perang selama tiga tahun.
Dalam komentar terpisah yang dirilis pada Minggu malam, KCNA Korea Utara kembali mengkritik aktivitas militer Korea Selatan dengan Amerika Serikat.
Pada tahun ini dan memperingatkan bahwa, tindakan agresif akan menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan.
Siapa pun dapat dengan mudah menebak bagaimana kami, menanggapi fakta bahwa mereka melakukan latihan perang yang lebih intens.
Daripada sebelumnya pada saat jadwal diplomasi dibatalkan, karena kekacauan politik,” kata KCNA, dilansir dari Reuters-Saidi.