Wah! Harga bahan baku untuk pembuatan tahu dan tempe di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) meroket naik, sehingga ukuran tahu dan tempe di pasaran makin mengecil.
Lantaran harga bahan baku meroket naik, maka hal ini terpaksa dilakaukan pihak pabrik pengolahan tahu dan tempe agar tidak merugi dengan pertimbangan tidak menaikan harga jual.
Sebagaiman yang dilakukan pihak pabrik pembuatan tahu dan tempe yang ada di Jalan Borneo Timur, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit, Kotim ini lebih memilih memperkecil ukuran tahu dan tempe yang dijual.
Informasinya hal itu lantaran harga kedelai di Kota Sampit meroket naik dengan drastis sejak adanya pandemi Covid-19 yang melanda, bahkan hingga saat ini harga kedelai terus naik.
“Untuk menghindari kerugian, maka kami mengecilkan ukurannya saja. Dibandingkan menaikkan harga jual, kami khawatirnya malah pelanggan berkurang,” kata Aip pengelola pabrik, Minggu 20 Maret 2022, dikutif dari ,atakalteng.com.
Namun pihaknya juga memproduksi tahu dan tempe yang berukuran seperti biasa. Namun kalau ingin ukuran seperti biasa maka harganya juga berbeda lantaran bahan baku pembuatannya yang naik.
“Tapi yang dominan pelanggan memilih yang harganya tetap meski ukuran sedikit lebih kecil,” ujar dia.
Diketahui saat ini harga kedelai sudah mencapai Rp 640 ribu per karung isi 50 kilogram. Kenaikan harga kedelai ini cukup signifikan. Padahal Februari lalu.
Harga kedelai masih Rp570 ribu per karung atau setara dengan Rp11.400 per kilogram.
“Kami tidak serta merta menaikan harga langsung, karena juga memikirkan nasib pelanggan. Makanya kami berikan pilihan, ada yang lebih kecil dengan harga tetap ada juga yang ukuran biasa namun harga lebih mahal,” tutupya.