REDAKSI SATU – Warga melakukan protes soal kualitas pekerjaan ruas jalan nasional penghubung Kecamatan Tayan Hilir dan Kecamatan Toba di Kabupaten Sanggau.
Tidak main-main, pekerjaan proyek ruas Jalan Nasional tersebut menggunakan anggaran yang cukup fantastis senilai Rp120,3 Miliar yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran (T.A) 2023 – 2024. Namun, kualitas pekerjaan yang boleh dikatakan belum seumur jagung justru mengecewakan.
Di sepanjang ruas jalan ini, lubang menganga terlihat hampir merata. Kerusakan aspal seperti pecah dan mengelupas memicu kecelakaan lalu lintas, terutama pada malam hari. Sejumlah pengendara menjadi korban hingga mengalami luka serius.

Proyek ini dikerjakan oleh PT Bawan Permai Group yang berkantor di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Alih-alih memberi kemudahan akses bagi warga dan menjadi jalur strategis Kalbar-Kalteng hingga perbatasan Malaysia, justru akses tersebut berubah menjadi ancaman keselamatan masyarakat.
“Sering terjadi kecelakaan di Dusun Beringin akibat jalan berlubang. Pernah ada yang sampai pingsan,” ungkap Luigimen, Ketua RT 01 RW 02 Dusun Lombak Baru, Desa Balai Belungai, Kecamatan Toba, pada Selasa 24 Juni 2025.
Ia bahkan mengaku sering terbangun di malam hari karena mendengar suara kecelakaan. Menurut Luigimen, warga berupaya menutup lubang dengan bahan seadanya agar tidak ada korban lagi. Namun kondisi jalan tetap saja memprihatinkan.
“Pengerjaannya tidak padat. Memang tebal, tapi kualitas aspalnya buruk. Berbeda jauh dengan jalan lama yang masih bagus sampai sekarang,” jelasnya.
Warga sekitar mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum turun tangan. Mereka berharap ada audit menyeluruh terhadap proyek dan melakukan tindakan tegas terhadap pihak terkait bilamana hasil pekerjaan tidak sesuai kontrak kerja.
Diduga kuat pengerjaan proyek ini tidak sesuai dengan Volume dan material tidak sesuai kontrak kerja, sehingga kerusakan dari hasil pekerjaan proyek tersebut cepat terjadi meski usia pengerjaan belum satu tahun.