Iklan
BerandaOPINISurga Bukan Hanya Untuk Umat Islam

Surga Bukan Hanya Untuk Umat Islam

Redaksi Satu – Banyak orang bertanya kepada saya, dulu itu menjadi orang yang sangat Radikal sekarang bisa menjadi moderat apa alasannya?. Bahkan teman-teman dari lintas agama menanyakan, bagaimana pemikiran Mas Ken” saat ini..karena sebagian orang menganggap, bahwa surga itu dimiliki hanya orang islam saja, (6/12/2022).

Dan dari 73 golongan di islam hanya satu yaitu: Ahlussunnah wal Jama’ah. Apakah orang non islam berhak masuk surga,..dan apa orang yang dimaksud dengan orang Kafir?..

Jadi pertanyaan yang sangat berat sebenarnya buat saya,.. tapi terus saya jawab, sesuai pengetahuan saya. Jadi kalau di saya ada istilah tafsir, ’Cangkem Elek’,  mungkin ada yang baru, saat ini mendengar statement tentang Ahlussunnah versi saya ini.

Sudah saya diskusikan juga dengan para kyai dan kaum ulama. Dan ternyata beliau juga memperbolehkan untuk menyampaikan ini kepada masyarakat.

Masih langka dan mungkin banyak yang baru mendengar, saat ini bagi saya semua orang berhak mendapatkan surga, jadi surga tidak dimonopoli bagi umat islam saja. Jadi semua orang layak jika memenuhi kriteria, yang disebutkan oleh Tuhan.

Di surah Albaqarah dalam Alquran ayat 62, yang dijelaskan bahwa sesungguhnya orang orang mukmin, atau orang orang yang beriman.

Surga
Ken Setiawan.

Ini kalau saya menafsirkan adalah orang orang yang menganut,’ kalau di Indonesia menjalankan kepercayaan. Dia sudah percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Sesungguhnya orang orang Yahudi orang orang Nasrani, dan orang orang sabi’in orang orang sabi’in, itu ditafsirkan dalam versi saya ini, adalah orang orang yang menjalankan agama sebelum Nabi Muhammad SAW.

Dia menggunakan kearifan lokal, dia masih menggunakan adat istiadat. Jadi dalam surah itu menjelaskan, siapa saja di antara mereka yang beriman kepada Allah, dan di hari akhir, dan melakukan kebajikan, maka mereka mendapatkan pahala surga dari Tuhan, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati… Yaa sudah jelas.

Lalu banyak teman teman yang bertanya,… Mas Ken,..Tuhan agama Hindu kan ada 3, dia telah menyekutukan Tuhan, Tuhan agama Kristen juga ada 3, Bapa Tuhan Anak Roh Kudus,.. dia telah menyekutukan Tuhan,.. Orang Budha itu menyembah patung…. Lah ini permasalahannya,.. kita kurang duduk bersama,… kurang ngopi bersama. Padahal hal ini kita tanyakan pada orang Hindu Tuhan mu ada 3?..

Mereka menjawab Tuhan yang Mas Ken sebut 3 itu adalah: Sifat Tuhan. Tuhan kami satu Tuhan Sang Hyang Widi, Tuhan Yang Maha Esa, jadi Brahma Sang Wesi itu sifat Tuhan Yang Esa.

Jadi dalam sifat Islam itu Asmaul Husna.

 Begitu juga agama Nasrani yang menganggap Tuhan Nasrani ada 3 yaitu: Tuhan Bapa Anak Roh Kudus,.. lalu saya tanyakan kepada mereka. Mas ken Tuhan kami satu, Allah yang 3 itu pribadi tentang Tuhan.  Jadi sejatinya,….. Yaaa sejatinya… Tuhan kita sama, hanya beda kita menyebut, dan berbeda cara ibadahnya.

Perbedaan diantara kita, tidak ada persoalan. Jadi Tuhan kita sejatinya sama. Tuhan manusia, Tuhannya Tuhannya iblis Tuhannya Malaikat itu sama. Gak umat Islam, Nasrani, Hindu, Budha, Khonghucu, dan ajaran Kepercayaan,.. itukan manusia juga. Berarti Tuhan kita sama.. Yang meniupkan Roh kedalam janin, itu di dunia ini, “Tuhan hanya satu”.

BACA JUGA  RSUD Bukittinggi Gelar Pelatihan Tanggap Bencana Bersama BPBD

Nah ini yang jadi persoalan, perbedaan manusia, dengan iblis” Cuma sedikit sebenarnya, kalau dari sisi “Ibadah” lebih rajin ibadahnya’ lebih taat. Permasalahannya iblis itu! Hanya satu”ada  Sombong. Dia merasa paling benar dia merasa paling bisa . Jadi kalau ada manusia mewarisi sifat iblis dalam dirinya sombong,  berarti iblis telah merasuki dalam dirinya.

Lalu apa yang dimaksud dengan Ahlussunnah wal Jama’ah lalu saya jawab: kepada sahabat sahabat kita yang berbeda non islam Ahlussunnah wal Jama’ah itukan bahasa arab bahasa Indonesia-Nya kalau menurut saya, “Tafsir Cangkem Elek” lagi: Adalah orang-orang agama yang menjalankan dengan baik, dengan cinta kasih dan taat kepada negara.

Jadi tidak cukup saja kita menjalankan agama dengan baik. Namun kita merongrong kepada negara, semua agama bicarakan tentang cinta kasih, tentang bagaimana kita berbuat baik. Adapun kalau ada orang yang hari ini mengaku beragama, namun penuh kemarahan yang disampaikan ujaran kebencian, hujatan cacimaki,.. berarti itu bukanlah Ahlussunnah wal Jama’ah.

Jadi beragama seperti handphone, menurut saya dari pertama keluar yang polyphonic, yang tulat tulit, sampai sekarang yang android. Fungsinya sama buat nelpon, yang tulat tulit dimasa itu sangat bagus.

Jadi hari ini yang memakai tulat tulit gak masalah, memang fungsinya sama, yang android juga jangan berbangga, karena walaupun fitur nya banyak,’ kalau gak kita charge’ itu batre nya juga cepat habis, kalau kita ga scan’ karena akses tanpa batas, kena “internet” mudah kena virus.

Boleh kita berbeda. Kita yang penting tidak saling menyalahkan, apalagi menghakimi dengan sikap membenci itu yang tidak boleh. Kalau kita ingat empat sehat lima sempurna, apakah,.. yang empat itu salah?.. tidak yang sempurna mungkin lebih lengkap,.. tapi kalau ada sempurna,.. berarti kan ada yang belum sempurna. Jadi kita tidak boleh menyalahkan, tidak boleh menjadi hakim, atas keyakinan orang lain.

Pancasila sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa ini menjadi landasan sejatinya Tuhan kita sama hanya cara yang kita tempuh berbeda. Seperti mau ke Jakarta, ”ada yang naik pesawat, ada yang lewat darat ada yang lewat laut “silahkan”, dengan cara masing masing, yang penting kita tidak saling senggol tidak saling menyalahkan. Perbedaan menjadi anugerah saling melengkapi.

Jadi ada hari ini ada orang yang rajin ibadah namun dia merongrong kepada negara maka dia tidak bisa disebut Ahlussunnah wal Jama’ah. Ahlussunnah wal Jama’ah adalah orang orang yang menjalankan agama dengan baik, dengan cinta kasih’ sesuai dengan syariatnya masing masing dan taat kepada negara. Namanya yang bertanggung jawab atas persoalan di suatu wilayah negara atau pemerintah.

Jadi kalau ada orang yang mengajarkan agama, dan mengajarkan “merongrong” kepada negara tidak usah dikuti. Lalu mereka bertanya.. Bagaimana kalau melihat penguasa, yang kebijakannya salah?  Banyak kelompok kelompok yang menggunakan bahasa penguasa lah zhalim,.. kalau dalam islam dijelaskan bahwa Rosulullah pernah bersabda:

Akan ada sepeninggalanku nanti, penguasa mereka yang tidak berpegang teguh, pada petunjukku dan tidak mengikuti sunnahku apa yang “ku perbuat bila aku mendapati sahabatku Syifa yang bertanya?  lalu Rasulullah menjawab : Hendaklah kamu mendengar dan taat kepada penguasa tersebut walaupun punggungmu di cambuk.

Ini mungkin sudah menyengsarakan rakyat, dan hartamu dirampas olehnya. Seperti korupsi, seperti mengambil hak haknya. Dengarlah perintah dan taat. kita diminta taat. Itu ketika mendapatkan pemerintah atau penguasa yang zhalim.

BACA JUGA  LaNyalla Kembali Daftar Sebagai DPD RI

Hari ini di negara kita diberikan banyak sekali, kebebasan adapun oknum” dimanapun ada..  kritik yang konstrutif diperlukan, tapi bukan memberontak atau merongrong’, ganti dengan sistem negara islam atau khilafah, karena dalam islam dijelaskan.. bahwa: barang siapa yang melihat pemimpinnya suatu yang benci maka hendaklah ia bersabar atas hal tersebut.

Karena barang siapa yang memisahkan diri satu jengkal saja, dari kepemimpinan yang “Sah” lalu ia meninggal dunia, maka ia meninggal dunia, seperti Mati Zahiliyah.

Diancaman saja kita dilarang, jangankan memberontak” memisahkan diri satu jengkal saja, tidak boleh.

Lalu kawan ada yang bertanya apa yang dimaksud dengan kafir.

Kafir itu yang pertama diberikan oleh iblis. Karena apa.. Sombong menolak kebenaran yang disampaikan oleh Tuhan untuk sujud pada Nabi Adam.

Lalu yang kedua Kafir itu diperuntukan kepada orang di arab sana, dulu ada orang kaya..

Namun dia tidak berbagi dengan orang disampingnya orang miskin. Dia menganggap harta kekayaannya, itu hasil dari kepintaran dari kerja kerasnya,.. tidak ada Tuhan dalam rejekinya maka dia disebut sebagai orang kufur ingkar nikmat pada Tuhan. Bahasanya disebut Kafir.

Lalu yang ketiga Kafir dalam konsep agama disini, disebut menutupi kebenaran. Dalam konsep Tuhan maka dia disebut Kafir. Siapa saja maupun agamanya Islam Nasrani, Budha, Hindu, Khonghucu dan Kepercayaan, menutupi kebenaran, tentang konsep Tuhan ajaran Tuhan maka dia disebut sebagai Kafir.

Jadi Kafir itu orang masih bertuhan. Kafir itu orang orang yang menutupi kebenaran. Jadi jangan sampai masih beragama dan ber Tuhan disebut Kafir jadi itu yang harus kita lakukan.

Kalau saya hari ini bersyukur, ‘saya memposisikan seperti air dan gelas, orang baik taruh di mana saja seperti air tidak akan merubah warna dan rasa. Jadi kita hari ini menikmati perbedaan ternyata indah sekali, perbedaan menjadi rahmat walaupun akhir ini, kita melihat swift table beda kelompok katakan hanya berbeda tafsir akhirnya berbeda pula sikapnya.

Bahkan diungkapkan sikap membenci itu, karena mungkin merasa beragama’ tapi ternyata tidak ber Tuhan banyak pejabat pejabat kita, juga sudah melakukan “sumpah” tapi ternyata melanggar. Kalau saya menganggap jangankan taat agama. saya orang baru, tahap belajar jangankan Hafiz Quran, Alfatehah, Bismillah saja belum tamat..

Kenapa? Bagi saya mengucap Bismillah saja, bagi saya sangat berat, ketika kita melakukan aktifitas menyebut nama Tuhan. Berarti selama aktifitas kita merasa dimonitor oleh Tuhan jadi ini kadang-kadang ditengah perjalanan, kita merasa’ tidak di monitor oleh Tuhan sehingga melakukan kesalahan-kesalahan yang dilarang oleh Tuhan, Urai Mas Ken.

Jadi ini yang menjadi, ternyata kita beragama. Jadi Tuhan itu cinta kasih, jadi kita diajarkan untuk berbuat baik sesama. Lalu ada sahabat yang bertanya,’ lalu bagaimana Mas Ken,..ada islam yang menolak, ada peribadat non islam disekitarnya misalnya: ada yang bikin gereja takut imanNya luntur.

Mas Ken menjawab: Dalam islam dicontohkan oleh Rosulullah SAW ketika ada yang membangun gereja misalnya, tempat ibadah lain selain islam,.. bantulah dan jangan jadikan hutang, kalau kita tidak bisa membantu. Minimal kita mendukung, nah ini banyak yang terjadi atas nama islam menolak. Paling tidak kita mendukung.

BACA JUGA  Non-Partai

Bahkan intimidasi dengan ancaman ancaman fisik. Rosulullah itu ahlaknya luar biasa, kalau ada umatnya melakukan dakwah tidak menggunakan ahlak, berarti dia tidak belajar tentang apa yang dilakukan oleh Rosulullah.

Saya bersyukur hari ini belajar memahami persepsi tentang Tuhan berupa cinta, dan kasih sehingga tahu arti tentang persepsi, tahu tentang Tuhan yang sebenarnya.

Jadi paling tidak kita bisa menjadi damai, untuk diri kita sendiri, bagi saya kita bisa berdamai bagi orang lain,.. tidak paranoid kepada mereka,. yang berbeda bahkan kepada mereka yang tidak beragama sekalipun,.. tapi masih percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi saya cukup ketemu dengan orang baik.

Jadi bagi saya tidak perlu menanyakan agamanya, tapi seperti air dan cangkir mau taruh dimana saja seperti air tidak mengubah warna dan rasa. Jadi ini yang menurut saya penting diterapkan dalam masyarakat, bahwa’’ kalau kita menjalankan Pancasila sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sejatinya Tuhan kita sama kita hanya beda menyebut dan cara beribadahnya adapun ketika bicara tentang agama yang memang berbeda, gak boleh di sama-samakan,’ karena syariatnya  yang diterima memang berbeda ya sudah…”Lakum Dinikum Waliyadin”…

Jadi Bhineka Tunggal Ika walupun berbeda beda, kembali pada sila pertama. Jadi sejatinya Tuhan kita sama gak perlu diperdebatkan. Mari tafakur khairot berlomba lomba dalam kebaikan.

Nah sebaik baiknya manusia, ada yang bermain bermanfaat untuk orang orang disekitarnya, jadi kalau kita bisa berdamai dengan diri, dengan lingkungan.

Termasuk pada sahabat sahabat ku yang berbeda. Yakinlah kita akan mendapatkan bonusnya, sila kedua yaitu Kemanusian Yang Adil dan Beradab kita bisa memanusiakan, manusia adil terhadap diri, dan kepada orang lain dan beradab, punya ahlak.

Ini yang paling penting! kalau kita sudah berahlak, kita sudah memanusiakan manusia’ bonusnya sila ke 3, kita bisa Bersatu’, Persatuan Indonesia.

Kalau ada masalah sila ke empat musyawarah dan mufakat jadi saya rasa setiap diri masyarakat Indonesia para pejabat juga, para aparat juga menjalankan 4 nilai sila dalam Pancasila bonusnya sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Ini akan menjadi auto kritik bagi kita semua. Kita yang lahir dan besar dari bangsa Indonesia. Mari kita cintai tanah air kita, karena begitu banyak perbedaan’, kita masih dipersatukan oleh namanya Pancasila.

Memang Pancasila bukan wahyu ilahi, namun didalamnya’, satupun tidak bertentangan dengan syariat agama. Semua agama sepakat bahwa Pancasila pemersatu, sepakat kita untuk saling berdiskusi, saling berkumpul, memecahkan persoalan.

Kita punya kearifan lokal kita masih punya tradisional, yang luar biasa. Maka orang jawa bilang, kalau kita berfikiran sempit’ kita itu ngopinya kurang kental, gulane kurang ngantuk, kopinya kurang kental, kita kurang duduk bersama. Sehingga kita suudzon kepada saudara saudara kita, yang berbeda.

Ngopi itu punya filosofi dari Ngolah Fikir, agama itu logis tapi Tuhan akan marah, ketika kita tidak menggunakan akal kita. Jadi ini semoga menjadi pembelajaran kita semua semoga Indonesia ke depan aman dan damai, assalammualaikum Wr Wb, salam Pancasila.

Narasumber : Ken Setiawan.

* Saidi Hartono.*

Trending

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.