Pasbar | Redaksi Satu – Siang Malam Kapolsek Talamau, AKP. Junaidi SH dan Personilnya berjibaku dalam mengawasi,memantau serta mengamankan pekerjaan pembukaan atau evakuasi material bekas longsor di beberapa titik jalan yang terban di Rimbo Kejahatan Nagari Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, termasuk di kawasan Polong Onam Talu.
Hari ini (Senin,07/03) memang tugas yang berat bagi Kapolsek dan petugas lainnya.
Polsek Talamau, selain mengevakuasi barang bantuan, Senin siang juga mengevakuasi pasien dari ambulan yang tidak bisa melewati bekas longsor jalan Rimbo Kejahatan yang berlumpur tersebut.
“Tadi saya dengan personil Polsek dan TNI mengawal dan evakuasi masyarakat yang butuh perawatan medis mendadak dari mobil ambulan puskesmas Talu, pasien kita tandu ke mobil di seberang untuk dibawa ke Rumah Sakit di Simpang Empat,” Terang Junaidi, Senin malam saat di lokasi.
Menurut Junaidi, sepanjang siang itu, pihaknya terus mengawasi lalu lintas kendaraan yang aksesnya sistem buka tutup satu arah.
Ditambahkannya, bersamaan dengan itu pihaknya pun terus mengontrol pekerjaan alat berat yang sedang bekerja membuka ruas jalan ke arah sisi perbukitan, dengan tujuan agar akses jalan bisa cepat lancar.
Menurut Junaidi, beberapa jam setelah jalan dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat untuk melewati jalan tersebut, namun hal itu tidak bertahan lama, sebab menjelang Magrib jalan lintas Talu tepatnya Rimbo Kejahatan Limpato Nagari Kajai Kabupaten Pasaman Barat kembali Longsor.
Sebelumnya, Longsoran tanah akibat terjadinya gempa 6.2 Magnitude yang guncang Pasaman dan Pasaman Barat pada Jumat (25/2) silam, terjadi pada Sabtu, (05/03) yang lalu.
Kini, Longsor susulan terjadi lagi pada Senin (7/3) malam sekitar pukul 19:30 WIB.
Peristiwa ini merupakan yang ke-dua kalinya dalam kurun 3 hari belakangan.
Sebelumnya, akibat dari longsoran material tanah menimbun akses jalan di lokasi tersebut pada Sabtu (5/3) pagi lalu itu, membuat jalan lintas Simpang Empat menuju Talu dan Panti Pasaman terputus.
Kapolsek Talamau, AKP Junaidi mengatakan, longsor ke dia hari ini terjadi saat polisi dan petugas alat berat sedang bekerja untuk membersihkan material longsor yang terjadi pada Sabtu lalu itu.
Menurut Junaidi, saat pihaknya dan operator sedang bekerja, pihaknya dan petugas operator alat berat mendengar suara gemuruh cukup keras dari bebukitan, hal itu membuat mereja semua panik.
“Terdengar gemuruh dari atas, operator alat berat menggesernya untuk selamatkan diri, dia berjibaku menyelamatkan diri dan tidak berani lagi melanjutkan evakuasi material timbunan tanah yang menerbankan jalan propinsi tersebut” Terang Junaidi.
Tidak berselang lama, kemudian longsoran tanah jatuh ke jalan dan menutup kembali akses jalan yang sebelumnya sedang dibersihkan.
“Sebelumnya jalan yang sempat putus sudah bisa dilalui, namun malam ini, karena longsor kembali terjadi, hingga akses Talu ke Simpang Empat terputus lagi,” ujar Junaidi.
Diterangkan Junaidi lagi, baru saja akses jalan ini beberapa saat, dapat dilewati kenderaan, sekarang terputus kembali, karena badan jalan yang baru di buka, kini tertutup longsor dan diduga sisi jalan jatuh ke jurang.
Setelah longsoran kedua ini, petugas dan pekerja operator yang membersihkan jalan memutuskan untuk sementara tidak melanjutkan pekerjaan.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya ancaman bencana lain usai guncangan gempa, yang terjadi pada Jumat (25/2) lalu.
Adapun potensi bencana hasil dari kajian BMKG tersebut berupa bencana hidrologi.
Bencana hidrologi yang dimaksud adalah potensi longsor, banjir, dan banjir bandang di area hulu sungai lereng Gunung Talamau.
Hal demikian diungkapkan oleh Kepala BMKG, Dwikorta Karnawati, pada Minggu (27/2).
Ia mengatakan saat ini gempa-gempa susulan yang mengguncang dua daerah itu mulai melemah. Bahkan cenderung stabil.
“Untuk gempa InsyaAllah perkembangannya jauh melandai.
Artinya, gempa-gempa susulan yang terjadi semakin melemah menuju kestabilan,” katanya.
Namun, potensi bencana hidrologis tersebut patut diwaspadai pasca rentetan gempa yang merusak ratusan rumah tersebut.
Apalagi, ia menyebutkan saat ini Pasaman dan Pasaman Barat masih berada di musim penghujan.
Masyarakat yang bermukim di dekat aliran sungai sekitaran lereng Gunung Talamau pun diminta waspada.
“Jadi kewaspadaan masyarakat harus bergeser, tidak lagi soal gempa tapi bencana akibat musim penghujan,”ujarnya.
Dampak Gempa yang ditimbulkan hingga saat ini, Senin Siang 7 Maret 2022 tercatat ada 10 korban jiwa yang dilaporkan meninggal dunia, sedangkan kerusakan pemukiman ada sebanyak 4.243 unit rumah, fasilitas pendidikan 62 unit, fasilitas kesehatan 17 unit, fasilitas ibadah 39 unit, infrastruktur 26, fasilitas sosial kosong, dan fasilitas pemerintahan sebanyak 38 unit.
Semua data tersebut masih dapat diperbaharui hingga akhir masa tanggap darurat selesai, sebab saat ini pemutakhiran data sedang dilakukan oleh tim yang bekerja di lapangan.
(Zoelnasti)