REDAKSI SATU – Dalam rangka memperingati Hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, Korps PMII Putri (KOPRI) Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pontianak menggelar aksi simpatik di kawasan Car Free Day (CFD) Jalan Jenderal Ahmad Yani, pada Minggu 21 Desember 2025.
Mengusung tema “Memaknai Peran Madrasatul Ula, KOPRI PMII Berikan Setangkai Bunga untuk Para Ibu”, kegiatan tahun ini tampil berbeda. KOPRI PC PMII Kota Pontianak membangun kolaborasi lintas cabang dengan menggandeng KOPRI PC PMII Kubu Raya untuk turun ke jalan menyapa masyarakat bersama.
Dalam aksi tersebut, Kopri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia membagikan ratusan tangkai bunga mawar kepada kaum ibu dan perempuan yang melintas. Bunga tersebut menjadi simbol penghormatan, kasih sayang, serta apresiasi atas dedikasi perempuan dalam membangun peradaban.

Ketua KOPRI PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Pontianak, Ella menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar seremoni pembagian bunga, melainkan momentum refleksi untuk mengingatkan kembali masyarakat akan kedudukan sentral seorang ibu dalam keluarga dan negara.
“Ibu adalah Madrasatul Ula, sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dari kasih sayang dan didikan seorang ibu, karakter generasi bangsa dibentuk. Kami ingin memberikan apresiasi tulus ini agar para ibu senantiasa merasa dicintai dan dihargai atas perjuangan mereka yang tanpa batas,” ujarnya di sela-sela kegiatan.
Sinergi antara kader putri dari Kota Pontianak dan Kubu Raya ini juga bertujuan untuk mempererat silaturahmi sekaligus menyebarkan pesan positif mengenai pemberdayaan perempuan di Kalimantan Barat. Aksi yang berlangsung hangat di tengah keramaian CFD ini mendapat respons positif dari warga. Banyak masyarakat, khususnya kaum ibu, mengaku terharu dan mengapresiasi kepedulian para mahasiswa terhadap peran perempuan.
Kegiatan ditutup dengan deklarasi komitmen KOPRI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia untuk terus konsisten mengawal isu-isu perempuan dan anak. Mereka menegaskan bahwa penguatan peran perempuan sebagai pendidik pertama harus tetap menjadi pilar utama dalam pembangunan masyarakat yang beradab.



