BerandaBeritaPenetapan Tersangka Kasus Tanah Polres Bogor, Dipertanyakan Kata Kuasa Hukum terduga

Penetapan Tersangka Kasus Tanah Polres Bogor, Dipertanyakan Kata Kuasa Hukum terduga

Bogor – Proses penetapan tersangka hingga adanya tindakan penahanan terhadap, dua warga (Ahli Waris) pemegang SHM” atas bidang tanah di Kampung Parung Ponteng, Desa Tajur Kecamatan Citereup dinilai kuasa hukum terlalu berlebihan.

Achmad Rivai N, SH,M.M, M.H Kuasa Hukum terduga, menyampaikan dalam jumpa pers pada awak media.

Ia mengatakan, sikap kooperatif yang ditunjukkan oleh terduga tersangka inisial A dan H.A, selama menjalani proses penyelidikan” hingga penyidikan atas adanya Laporan Kepolisian.

BACA JUGA  Limbah Pertambangan Bauksit Diduga Ancam DAS Kapuas di Kalbar

Menurutnya yang disangkakannya seharusnya, dapat menjadi pertimbangan penyidik. Dalam menentukan tindakan berkeadilan terhadap kedua terduga tersangka, yang diketahui telah ditahan sejak Rabu (7/2/24) malam.

“Benar bahwa sejak tadi malam dua klien kami telah ditahan oleh penyidik Polres Kabupaten Bogor, dengan sangkaan diduga telah melanggar Pasal 385, 263, dan 266 KUHP.

“Dan dari hasil pertemuan kami selaku kuasa hukum kedua warga tersebut, pihak penyidik membenarkan telah melakukan langkah hukum berupa penahanan dan penetapan tersangka.

BACA JUGA  Surat Cinta Koalisi Masyarakat Sipil Kalbar kepada Menteri LHK terkait PT Mayawana Persada

Kepada Sdr. Adang dan H. Asep,” ungkap Achmad Rivai N Tim Kuasa Hukum Adang (warga-tersangka pemegang SHM) dengan H. Asep (tersangka-pihak yang diduga turut membantu).

Saat menggelar konferensi pers pasca mendatangi, penyidik Unit IV Reskrim Polres Kabupaten Bogor, Kamis (8/2/24).

Dijelaskan oleh kuasa hukum, akar persolan yang berujung dengan ditahannya klien nya ialah terkait sengketa tanah.

BACA JUGA  Usai Pedagang Puncak di Bongkar, Kini Tertanam Pohon Penghijauan

Antara terduga tersangka Adang selaku pemegang SHM, yang mana surat dalam SHM pun masih tertera atas nama Ayah kandungnya.

Ternyata pun telah dimiliki atau dipegang SHM atas lahan seluas 3.045M2, di Kampung Parung Ponteng Sentul tersebut, Oleh PT. SJP”, dengan sama persis seperti yang dimiliki oleh terduga tersangka.

“Peliknya itu iya permasalahannya dari total enam (6) alih waris menyatakan belum pernah memberikan, menyerahkan, maupun menjual belikan bidang tanah.

BACA JUGA  SOP Penanganan Pertambangan Ilegal di Desa Beringin Tidak Jelas

Dengan alas dasar SHM tersebut kepada pihak manapun. Memang diakui oleh klien kami yakni; surat tersebut pernah merasa hilang.

Namun setelah menjalani berbagai proses di BPN kantah Kab Bogor, SHM pun diterbitkan dan dikuasai oleh klien kami,” kata dia.

“Pada 26 Mei 2016 BPN Kabupaten Bogor telah mengeluarkan, Surat Keterangan Pendaftaran Tanah nomor 1128/2016.

BACA JUGA  Tim Trauma Healing, Berikan Bantuan Pada Masyarakat Terkena Musibah

Yang menegaskan tanah tersebut milik klien kami (ahli waris). Hingga saat ini pun dapat dikonfirmasi bahwa klien kami lah yang membayarkan PBB/SPPT dari SHM tersebut,” bebernya.

Merasa tidak berniat mengambil Hak/SHM dari yang dimiliki oleh PT. SJP, dan lebih mempertahankan kebenaran yang faktual, kuasa hukum Adang pun mengatakan akan menempuh upaya hukum Pra Peradilan.

Untuk membela dan membebaskan kedua klien nya dari tuntutan. Dia pun menerangkan, upaya Pra Peradilan yang akan didaftarkan ke PN Jakarta Selatan, pada Hari Senin 12 Februari 2024.

BACA JUGA  Bareskrim Polri Selidiki Lokasi Praktik Curang Karantina PPLN

Mendatang merupakan salah satu sikap optimis, dari Tim Hukum untuk bisa menghadirkan keadilan bagi kedua terduga tersangka.

“Jelas, menurut kami penetapan tersangka hingga adanya penahanan menurut hemat kami merupakan tindakan hukum yang patut di analisa serta di uji di pengadilan, dan kami dorong untuk Pra Peradilan.

Untuk menjalani proses mengejar keadilan agar dapat mendapat atensi dari Kapolri, Kapolda Jabar, hingga Kapolres Bogor.

BACA JUGA  Peras Pejabat Disdik, YS Diciduk KPK

Dengan tegas juga telah kami sampaikan penolakan atas adanya upaya mediasi yang disampaikan oleh pihak penyidik,” tegasnya.

“Bukan kami tidak menghargai sikap presisi dari penyidik yang menyarankan upaya mediasi dengan pihak PT. SJP.

Namun, menurut kami kurang elok dan pantas ketika upaya mediasi harus dilakukan di Gedung Putih di Kawasan Sentul, yang kami duga merupakan wilayah dari PT SJP,” tandas Kuasa Hukum.

BACA JUGA  Pedagang Siap Dipindahkan Menaruh Harapan di Rest Area Puncak

Ia menambahkan, kami cukup prihatin atas kondisi kedua terduga tersangka dalam menjalani proses penahanan.

Diakhir pernyataannya, Kuasa Hukum juga akan mempertimbangkan langkah untuk, melaporkan pihak penyidik kepada Itwasum dan Propam Polri.

Terkait proses penetapan tersangka dan penahanan, terhadap kedua kliennya tersebut.

BACA JUGA  Pengasuh Anak, Tindak Kekerasan Terhadap Anak Majikan

“Iya kami pun akan mempertimbangkan untuk melaporkan proses yang telah dijalankan, oleh penyidik terhadap klien kami ke pihak Itwasum maupun Propam Mabes Polri,” tutupnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.