spot_img

Kisah pilu Seorang Tukang Bangunan yang Serba Bisa, Asal Boyolali

Kisah Tukang Bangunan yang Serba Bisa, Asal Boyolali
Gambar: Budi saat pasang keramik. Foto. Dok. MSar

Kisah inspiratif tukang bangunan yang bekerja tanpa lelah namun dipotong upahnya. Pelajaran agama tentang hak pekerja.

Boyolali, Redaksi satu – Kisah pilu seorang tukang bangunan yang serba bisa saat merantau di Jakarta, konon cerita kepribadiannya yang banyak disukai pelanggan, karena kerjaannya yang rajin.

Ia dikenal mampu menangani pekerjaan tukang batu, tukang kayu, hingga instalasi listrik. Etos kerjanya kuat; Budi jarang beristirahat panjang, hanya berhenti sebentar untuk sekedar makan, minum, dan merokok, lalu kembali bekerja.

Selain sebagai tukang bangunan, ia juga bekerja di tempat pengisian ulang air galon, ia menunjukkan betapa keras usahanya demi menghidupi keluarga.

Namun di balik semangat dan ketekunan itu, Budi menyimpan kisah pilu tentang pengalamannya bekerja di proyek Jakarta. Kisah ini memberikan pelajaran penting mengenai keadilan upah, sebuah nilai yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam.

Kisah Pilu Budi Saat Bekerja Proyek di Jakarta, Beberapa tahun lalu, Budi mencoba peruntungan di ibu kota. Ia bergabung dalam sebuah proyek bangunan besar dengan harapan mendapatkan upah lebih layak.

Di Jakarta, Budi bekerja tanpa kenal waktu—dari pagi hingga malam, bahkan melebihi jam kerja pekerja lain, bahkan sering menemui mandor untuk meminta kerja lembur.

Meski sangat lelah, Budi tetap menjalaninya dengan ikhlas karena ia ingin membawa pulang rezeki yang cukup untuk keluarganya.

Hari Sabtu adalah hari pembayaran upah. Semua pekerja menunggu dengan senyum lelah namun penuh harapan. Namun ketika Budi menerima amplop upahnya, hatinya langsung runtuh. Upahnya dipotong oleh mandor tanpa alasan yang jelas.

Mandor memberikan penjelasan, “Memang dari bos upah Kerjamu segitu sudah Terima saja.” Kata mandor Budi menirukan.

Padahal Budi saat mau berangkat ke Jakarta dijanjikan upahnya Rp 150.000 lepas, tetapi pada kenyataan hanya Budi hanya terima Rp. 130.000,

BACA JUGA  Danlantamal XII Pimpin Sertijab Aspotmar

Sontak Peristiwa itu membuat Budi sedih dan kecewa. Budi lalu memutuskan untuk kembali pulang ke Boyolali, meninggalkan kerasnya kota Jakarta demi menjaga martabatnya.

Kisah Budi ini menggambarkan fenomena dunia kerja bukan hanya di proyek bangunan saja, dan saat ini hal serupa di duga masih sering terjadi: pekerja keras yang tidak dihargai secara layak.

Dalam Islam, tindakan menunda atau mengurangi upah pekerja adalah bentuk kezaliman besar. Hadis tentang Upah Pekerja, Rasulullah SAW bersabda: “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.”
(HR. Ibnu Majah)

Dan hadis lainnya: “Aku adalah musuh bagi tiga golongan pada hari kiamat… salah satunya orang yang mempekerjakan buruh namun tidak memberikan upahnya.” (HR. Bukhari) Ajaran agama sangat jelas: menghargai jerih payah pekerja adalah bagian dari akhlak dan ketakwaan.

Masih banyak rambu rambu  dari Allah tentang upah pekerja, kita petik dari ayat ini, QS. An-Nisa’ ayat 58 — Perintah Berlaku Adil dalam Amanah (termasuk upah) “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.”

Ayat ini menjadi dasar bahwa upah adalah amanah yang wajib disampaikan penuh kepada pekerja. Mengurangi upah berarti mengkhianati amanah.

Hikmah dari Pelajaran Religi Kisah Budi Sang Tukang Bangunan, mengandung nilai-nilai penting: yaitu Keadilan adalah bagian dari iman, Menghargai pekerja adalah mendatangkan keberkahan, Mengurangi hak pekerja adalah dosa besar, dan Jerih payah seseorang tidak boleh diperlakukan sembarangan.

Kisah Budi adalah contoh nyata ketulusan dan kerja keras. Kisahnya mengingatkan bahwa agama menempatkan pekerja pada posisi mulia, dan kita dituntut untuk memperlakukan mereka dengan keadilan. Semoga kita tidak termasuk golongan orang yang menzhalimi hak para pekerja, sekecil apa pun itu. (MSar)

BACA JUGA  Patut Dicontoh, Kapolres Bengkayang Tindaklanjuti Perintah Kapolri dan Kapolda

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

spot_img