Redaksisatu.id | Sumbawa Barat – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat nampaknya segera mengambil tindakan menyikapi jembatan yang menghubungkan Desa Tapir – Desa Mantar yang ambruk dan terancam putus akibat diterjang banjir, pada Jum’at (3/12) sekitar pukul 00.12 Wita.
Jembatan limpas yang panjangnya kurang lebihJembatan Limpas Tapir – Mantar Berpotensi Ambruk Diterjang Banjir 10 meter itu mengalami kerusakan di titik pangkal. Akibat dari itu, kondisi jembatan menjadi labil dan warga dihantui rasa waswas bahwa tubuh jembatan akan ambruk.
Camat Seteluk, Agusman S.Pt yang dikonfirmasi media, Jum’at (3/12) via seluler usai pihaknya melakukan monitoring mengatakan, banjir di Desa Tapir akibat dari luapan Sungai Balaba yang merupakan air kiriman dari Desa Tebo dan Desa Senayan. Tinggi air yang menggenangi pemukiman warga kurang lebih 1,5 meter.
Lebih lanjut Camat Seteluk, adapun jumlah rumah yang terendam di Desa Tapir berdasarkan tiap blok atau RT ialah di RT 09 sebanyak 11 rumah, RT 10 sebanyak 5 rumah, RT 11 sebanyak 11 rumah, RT 5 sebanyak 1 rumah, RT 04 sebanyak 5 rumah dan RT 01 sebanyak 18 rumah.
“Dari rumah-rumah yang terendam diatas, satu unit rumah temboknya ambruk akibat terjangan air,” ungkapnya.
Dampak dari banjir tersebut, warga setempat mengalami kerugian yang cukup besar. Alat rumah tangga dan perabotan hanyut terbawa air. Belum lagi gabah dan pupuk ikut rusak.
“Pagi ini, warga masih membersihkan sisa lumpur dan potongan kayu-kayu kecil yang masuk kedalam rumah,” terang Daeng Agus-akrabnya ia disapa.
Camat menambahkan, selain Tapir beberapa desa di wilayah Kecamatan Seteluk juga mengalami hal serupa akibat dari tingginya intensitas hujan yang berlangsung hampir 4 jam itu.
“Total kerugiannya, kami masih menunggu rekapan dari BPBD Sumbawa Barat,” pungkasnya.(JN/NTB)