REDAKSI SATU.ID|JAKARTA-Gempa bumi telah melanda beberapa minggu terakhir ini, sebagian wilayah Indonesia dilanda gempa bumi dengan magnitudo yang lumayan terasa seperti ada truk lewat. Hal ini membuat khawatir banyak kalangan masyarakat baik dari Sumatera, Jawa hingga Sulawesi sebagai Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik.
Kegelisahan tersebut dapat dimaklumkan karena Indonesia merupakan daerah yang rawan gempa bumi. Dimana baru terjadi beberapa minggu terakhir ini, yakni Jumat (14/01) dengan besar magnitudo 6.6 SR dan terakhir kali pada Jumat (04/02) sebesar 5.5 SR di Banten.
Berkaitan dengan hal tersebut,Redaksi Satu.id meminta konfirmasi mengenai asal usul Megathrust kepada Narasumber terpercaya, yakni pihak BMKG bernama Nova Heryandoko selaku Sub Koordinator Bidang Informasi Gempa Bumi via whatsap.
Begini penjelasan tertulis Nova, “Megathrust adalah zona-zona pertemuan lempeng tektonik atau zona-zona tumbukan antar lempeng tektonik. Lempeng tektonik atau biasa disebut lapisan kerak Bumi ini bersifat padat dan kaku yang mengapung di atas lapisan yang lebih lunak dan lebih panas,”pesannya, Minggu (6/2) malam di Jakarta.
Dari adanya aliran atau arus konveksi di lapisan bawahnya tersebut menjadikan lapisan kerak Bumi terus bergerak. Dari pergerakan lapisan kerak inilah yang menyebabkan terjadinya tabrakan atau tumbukan antar kerak atau lempeng.
Megathrust itupun adalah implikasi dari tumbukan tersebut. Nama Megathrust dipakai terhadap bidang kontak antar kerak atau lempeng yang menjadi sejumlah zona sumber gempa bumi. Zona megathrust tersebut telah terbentuk jutaan atau bahkan milyaran tahun lalu.
Beberapa gempa yang terjadi di Zona Megathrust ini biasanya memiliki magnitudo yang cukup besar (Mega) dengan ciri kedalaman dangkal (10 – 50 km) dan memiliki mekanisme pergerakan sumber gempa naik (Thrust) sehingga inilah yang sebut Megathrust. Zona megathrust ditandai dengan keberadaan Palung laut yang cukup dalam pada batas terluarnya.
Hal itu sesuai dengan namanya Zona Megathrust memiliki potensi gempa dengan magnitudo yang besar, pergerakan sumber gempa naik dan terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal sehingga jika terjadi dapat berpotensi memicu terjadinya tsunami.
Masyarakat tak perlu khawatir akan potensi terjadinya gempa di zona megathrust seperti yang telah dipublikasikan oleh para pakar gempa bumi semenjak tahun beberapa tahun lalu, tidak serta merta bahwa gempa bumi tersebut akan terjadi dalam waktu dekat ini. Namun tetap diperlukan kesiagaan dan langkah mitigasi yang tepat dalam menghadapi bencana gempa bumi.
Seperti kita ketahui bersama bahwa wilayah Indonesia ini merupakan wilayah dengan tingkat kegempaan yang cukup tinggi sehingga kesiapsiagaan dan langkah mitigasi yang tepat sudah selayaknya menjadi suatu bekal yang mesti dimiliki oleh masyarakat dalam menghadapi setiap ancaman gempa bumi.
(sumber BMKG Nova Heryandoko/ardhi)