Tanah Air Project Band, Salah satunya band rock pendatang baru yang siap meramaikan geliat industri musik tanah air pasca Pandemi.
Tanah Air Project Band bergenre rock sinematik yang asal Jakarta ini kembali merilis single terbaru mereka berjudul Song Of Deliverance.
Single ke -7 Mereka ini adalah Single berbahasa Inggris pertama yang Tanah Air Project Band luncurkan, setelah 6 lagu sebelumnya berbahasa Indonesia.
“Song Of Deliverance ini justru lagu berbahasa Inggris pertama kita yang dirilis, sebelumnya 6 lagu kita berbahasa Indonesia,”ujar Ezekiel Rangga, saat konferensi pers peluncuran single Song of Deliverance di Hard Rock Café Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
‘Song Of Deliverance’ milik Tanah Air Project ini, adalah karya yang ditulis oleh Ezekiel Rangga, dan terinspirasi dari berdirinya ‘Candi Borobudur, warisan dunia yang di akui UNESCO keberadaannya dan dibangun pada sekitar kurang lebih abad ke 7-9 Masehi, tepatnya pada era kerajaan samaratungga dari dinasti Syailendra.
“Pemikiran bersama teman teman, untuk memikirkan karya yang bisa dinikmati banyak penikmat musik Tanah Air. Kita terinspirasi dari berdirinya Candi Borobudur,” kata Rangga
“Karya single ini pun sarat dengan makna ajakan yang relevan untuk keadaan perilaku masyarakat pada masa ini, di mana pesan positif untuk membangun tanah kita dan menguasai seluruh sumber daya alam kita menjadi bagian penting dari inti lagu ini,” ucapnya.
Single Song of Deliverance dibungkus dengan tampilan visual yang sangat modern dan kaya akan nilai teknologi artistik yang luar biasa, asset dan Animasi yang dibangun serta penggambaran penggambaran cerita yang sederhana dengan dinamika transisi yang cepat mewarnai penggabungan antara unsur audio dan visual.
Di sisi lain, karya musik Tanah Air Project yang ngerock ini juga dikawinkan dengan elemen tari tradisional dan unsur musik tradisional garapan Avandana Dance Studio, sekelompok seniman muda berbakat dari sanggar tari dan musik Tradisional di daerah Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pimpinan Ganang dan Lisa
Pada sesi produksi musik video band yang digawangi oleh Vialinda (vokal), Gerard Laisina (gitar), Daniel Mantiri (gitar), Ezekiel Rangga (Keyboard dan Sequencer), Ardika Prayudha (Drum), penggarapannya didirect langsung oleh Ardika Prayudha drummer band Tanah Air Project yang bertindak sebagai musik video director.
Sebuah karya single kreatif yang sarat akan makna ajakan terhadap prilaku masyarakat pada masa ini, dimana pesan positif untuk membangun tanah kita dan menjadi tuan rumah atas kekayaan lokal kita menjadi bagian penting dari pesan lagu ini.
Sesuai seperti pesan yang selalu disuarakan oleh Tanah Air Project pada setiap penampilan panggung mereka.
Yang menarik dari single ini adalah keterlibatan mantan bassist dari band legendaris rock Indonesia, Edane, yaitu Daeng Oktav. Bassist yang baru saja hengkang dari Edane tersebut mengisi seluruh part bass dari lagu ini, menjadikan warna lagu menjadi unik dan gahar. Selain itu point yang menarik dari single ini adalah video klip yang diproduksi dengan animasi yang sangat modern dan dinamis tanpa meninggalkan identitas genre music modern rock ala Tanah Air Project.
Penggabungan teknologi visual yg menarik, pembangunan asset – asset lingkungan dalam bentukan animasi, menjadikan cerita dan pesan yang ingin disampaikan menjadi lebih mudah dicerna, yaitu bagaimana kemudian Borobudur menjadi tempat pencerahan bagi manusia dan berdirinya sebuah pusat peradaban.
Selain itu kolaborasi dengan elemen tradisional garapan Avadana Dance Studio, sekelompok seniman muda berbakat dari sanggar tari dan musik tradisional di daerah Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Semakin memperjelas ideologi bermusik Tanah Air Project.
“Kami Tanah Air Project mampu membuktikan diri kalau kami bukanlah band kemarin sore, ‘biasa’ mengerjakan karyanya dengan ‘order’ untuk kebutuhan ‘momentum’ tertentu maupun pencitraan belaka. Kami juga sudah membuktikan diri lewat single-single lagu sebelumnya yang secara resmi telah dirilis dan dipublish oleh PT Aquarius Pustaka Musik Indonesia,” jelas Ezekiel Rangga yang juga merangkap produser dan konseptor grup band ini.
Sementara satu-satunya wanita di band ini yang juga merupakan vocalis, Vialinda menyatakan bangga bisa bergabung dengan grup band ini karena merasa mendapat tantangan.
“Ya bergabung di grup band ini saya enjoy sekaligus mendapat tantangan karena harus membawakan lagu dengan genre yang sedikit berbeda dari yang biasa saya nyanyikan. Tapi, saya senang,” kata wanita yang tahun ini akan genap 21 tahun dan merupakan atlet dance sport ini.