CIJANTUNG | – Redaksi Satu Ketika crew Redaksi Satu mengunjungi seorang pedagang Bakso Berkah “Yono 53 tahun pria asal Karang Anyar Jawa Tengah. “Menceritakan tentang kisahnya berdagang Bakso Jakarta, [28/11/2021].
Pada tahun 1982 saya baru berusia 14 tahun berdagang Bakso, di Jakarta tempat saya jualan Bakso.Jakarta adalah tempat hijrah saya di tebet Jakarta Selatan. Pada tahun itu saya masih bujang.
Berawal dari dagang Bakso, disebabkan tempat asal saya, yang rata-rata usahanya berdagang Bakso. Mereka rata-rata mengadukan nasib di jakarta. Dan saya tertarik hijrah datang ke jakarta ucap Yono.

“Perjalananku sangat pahit saat itu, dan berkeliling dengan mendorong sebuah gerobak setiap harinya di wilayah tebet. Hasil saya berjualan Bakso saat itu, pada tahun 1982 hasil dagang Rp.3.000 Rupiah setiap harinya. Memang jualan Bakso terkadang ramai maupun sepi itu hal biasa berdagang Ulas Yono.
Pada tahun 1990, saya genap berusia 22 tahun dan menikah dengan Sakinah 19 tahun. Pada tahun itu, saya beserta Sakinah istri pindah ke Daerah Cijantung dan berjualan di sini Kota Cijantung Jakarta Timur. Saya dan stri bersama-sama untuk berdagang, yang sebelumnya sudah saya jalani berdagang Bakso di wilayah tebet.
Saya bersyukur dari dagang berkeliling, hingga saya mengontrak Ruko untuk berjualan Bakso dan tambahannya dagang Ayam Bakar. Ditempat berjualan Ayam Bakar, alhadulillah tempat ini sudah milik saya sendiri. ungkap Yono.

Belakangan ini saya berdagang Bakso, mengalami penurunan. Sebelum Covid 19 saya berdagang hasil Per hari Rp.2.800.00, tetapi sekarang hanya menghasilkan Rp. 600.000 Per harinya dari jualan Bakso.
Begitupun dengan Ayam Bakar, yang sebelumnya Per hari terjual 60 ekor Ayam Bakar, tetapi sekarang hanya 25 ekor Ayam Bakar saja. Harga untuk jual Ayam Bakar Per ekor Rp. 55.000 Rupiah. “Sedangkan yang berdagang Ayam Bakar adalah Sakinah [50] tahun adalah istri saya jelas Yono.
Saya dikaruniai [2] putra, Andi dan Eko yang saat ini masing-masing telah tumbuh dewasa, baik Andi [30] tahun,, maupun Eko [21] tahun. Mereka putra saya dengan berbekal hanya pendidikan SMK sedangkan saya mampu untuk membiayai mereka kuliah. papar Yono.

Putra dari Yono
Dari kedua anak saya, mereka sudah mandiri, padahal saya tidak ingin anak saya seperti bapaknya yang hanya melakoni sebagai pedagang Bakso.
Andi [30] tahun anak saya, sudah berkeluarga, dan dikaruniai anak satu usia 4 tahun, Andi anak saya, Yang pertama sudah mapan hidupnya, dari hasil berdagang sembako di Kota Solo dan sudah memiliki tempat tinggal dan tempat usaha.
Sedangkan anak saya Eko, buka usaha sendiri bernama EKO BAN di Kota Solo yang bergerak dibidang bengkel baik motor, maupun mobil.
Kemudian usaha Eko sebagian modal dari saya.”Yang seharusnya dana itu digunakan untuk Daftar Calon Peserta Anggota TNI, atau PNS ditahun 2020 .Akan tetapi Eko menolaknya, Eko tidak berkeinginan keduanya. Seraya Yono mengakhiri perbincangan dengan crew Redaksi Satu.