Pasaman Barat | Redaksi Satu – Sebuah Mushola di Jorong Pondok, Nagari Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, kabupaten Pasaman Barat, roboh akibat abrasi.
Menurut Yunasri, salah seorang warga setempat, Mushola tersebut awalnya sudah tinggal hitungan meter saja lagi jaraknya dari tepi sungai, namun karena tidak adanya perhatian dari pemerintahan setempat, Mushola tersebut kini hanya tinggal reruntuhannya saja lagi.
Bahkan menurut Edrijon, juga salah seorang warga,abrasi sungai Muara Tanjung di jorong Pondok tersebut, abrasi yang merobohkan Mushola tersebut, kini posisinya sudah tinggal hitungan meter saja lagi dengan rumah warga.
Ia menghawatirkan bila hal ini tidak ada perhatian dari Pemerintah, kemungkinan besar sekitar tiga puluh rumah tersebut akan mengalami nasib yang sama,akan roboh dan tinggal puing saja lagi seperti Musholla.
Beberapa warga mengaku, saat ini mereka terpaksa mengungsi kerumah family terdekat,bila hari sudah malam, karena posisi rumah mereka dengan tepi sungai sudah menghawatirkan.
Yunasri menimpali, kondisi tersebut akan lebih parah lagi, jika air laut pasang, mereka khawatir, tebing muara sungai yang selama ini menjadi benteng pertahanan bagi rumah warga yang hanya tinggal tiga meter akan terkikis habis .
Apabila tebing muara sungai tersebut terkikis, maka kemungkinan besar usaha menyelamatkan rumah mereka agar tidak roboh pupus lah sudah.
Warga berharap agar pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, maupun pemerintah Provinsi Sumatera Barat, segera meninjau kondisi hunian warga Muara Tanjung, untuk segera di tindak lanjuti.
Menurut Edrijon, seharusnya Pemerintah sudah melakukan pembangunan penahan air, atau pengalihan muara sungai ke posisi semula, agar tidak menimbulkan kerugian yang semakin besar bagi warga.
Sementara itu, Endra Yama Putra selaku wakil ketua DPRD Pasbar yang juga sebagai wakil rakyat dapil setempat sahat di hubungi oleh Redaksi Satu, Rabu,(24/11/2021) di Simpang Empat menyampaikan, sebelumnya ia telah mencoba berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU).
Menurut Endra Yama, berdasarkan perhitungan perencanaan untuk pembangunan penahan air atau pengalihan muara sungai, tidak cukup hanya dengan anggaran ratusan juta rupiah saja.
Dikatakan Endra Yama, karena anggaran untuk merehabilitasi pembangunan tersebut diperkirakan mencapai lebih kurang 3 Miliar, maka Pemkab Pasbar telah mengajukan perencanaan pembangunannya, ke Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumatera Barat.
(Zoelnasti/Ipen)