Diet puasa merupakan istilah penerapan pola makan dengan cara mengatur siklus antara periode puasa dan waktu makan. Diet cara ini tidak menekankan tentang makanan apa yang Anda makan, melainkan lebih menekankan pada waktu atau kapan saatnya Anda makan.
Di Indonesia, puasa erat kaitannya dengan ritual keagamaan. Namun, puasa sebenarnya juga dikenal sebagai salah satu jenis pola makan yang dianjurkan dalam dunia kesehatan. Diet dengan cara puasa (intermittent fasting) memiliki banyak manfaat, mulai dari menurunkan berat badan hingga menjaga kesehatan tubuh.
Panduan Menjalani Diet Puasa
Diet puasa umumnya dilakukan dengan mengurang asupan kalori secara drastis pada hari-hari tertentu. Meski demikian, diet puasa memiliki beberapa metode berbeda. Berikut ini adalah beberapa metode diet puasa yang paling populer:
Metode diet 5:2
Metode ini Anda bisa jalankan dengan memilih 5 hari makan normal dalam seminggu, sementara 2 hari lainnya Anda hanya makan 500–600 kalori. Namun, tidak disarankan untuk memilih 2 hari berturut-turut untuk membatasi makan atau puasa.
Contohnya, Anda bisa memilih puasa pada hari Senin dan Kamis, sisa hari lainnya Anda diperbolehkan untuk makan seperti biasa asal tidak berlebihan. Selain itu, tetap sesuaikan porsi makan dengan kebutuhan kalori harian.
Metode 16/8
Metode ini dilakukan dengan menerapkan 8 jam makan normal per hari, sedangkan 16 jam berikutnya Anda harus puasa dengan tidak makan. Contohnya, mulai makan selama 8 jam dari waktu pagi sampai sore, kemudian malamnya puasa dan tidak makan sama sekali sampai esok pagi.
Metode eat-stop-eat
Metode ini bisa Anda lakukan dengan berpuasa selama 24 jam selama 1 atau 2 kali dalam seminggu. Seperti contoh, Anda berpuasa tidak makan pada hari Senin selama 24 jam, kemudian pada hari Selasa dan Rabu Anda makan seperti biasa, lalu pada hari Kamis Anda bisa berpuasa lagi selama 24 jam.
Diet puasa pada umumnya tetap memperbolehkan Anda minum cairan tanpa kalori, seperti air putih, kopi, atau teh (tanpa tambahan susu, krim, atau gula) untuk membantu mengurangi rasa lapar.
Pada intinya, diet dengan berpuasa adalah mengurangi asupan kalori, terutama dari makanan. Sebuah penelitian menunjukkan adanya bukti penurunan berat badan yang efektif pada orang yang menjalani diet dengan berpuasa.
Kondisi Seseorang yang Tidak Diperkenankan Diet Puasa
Tidak semua orang diperbolehkan menjalankan diet puasa, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Salah satu kondisi yang tidak disarankan diet puasa adalah seseorang yang kekurangan berat badan atau memiliki riwayat gangguan makan.
Selain itu, beberapa kondisi di bawah ini juga diketahui tidak dianjurkan untuk menjalani diet puasa, di antaranya:
- Menderita diabetes
- Memiliki tekanan darah rendah
- Menjalani masa kehamilan atau sedang menyusui
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu
- Memiliki gangguan menstruasi
Diet puasa juga tidak dianjurkan bagi wanita yang sedang memiliki masalah dengan kesuburan atau sedang mencoba program hamil.
Salah satu yang perlu diperhatikan dari diet puasa adalah makanan yang dikonsumsi setelah berbuka puasa. Banyak yang memilih makanan tinggi lemak atau tinggi kalori, karena merasa tidak harus membatasi jenis makanan saat tidak sedang puasa.
Padahal, prinsip keberhasilan diet ini sebenarnya sama dengan jenis diet untuk menurunkan berat badan lainnya, yaitu defisit kalori. Artinya, Anda perlu mengatur agar asupan kalori lebih sedikit dari jumlah kalori yang dibakar.
Menjalankan diet puasa sebaiknya melalui terlebih dahulu, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Hal ini penting agar dokter dapat memberikan petunjuk untuk melakukan diet dengan puasa yang aman dan informasi mengenai pilihan makanan yang tepat.(dikutip dari alodokter)