Desa masih kebingungan untuk merealisasikan pembentukan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa). Ada permasalahan yang belum dapat diselesaikan, seperti kesulitan menentukan pengelola yang mumpuni, dan bidang usaha yang akan dijalankan.
Kebingungan terkait Bumdes tersebut seperti dihadapi Pemerintahan Desa Sibak Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko Bengkulu.
“Sudah dianggarkan Rp50Juta, namun sampai saat ini belum membentuk Bumdes, masih mencari sosok yang mampu untuk mengelolanya, dan mungkin masih kebingungan usaha apa yang akan dijalankan” ucap Kepala Desa Sibak Maswari.
“Jika sampai Nopember tahun ini (2023) belum juga terbentuk, dana Rp50juta akan dialihkan ke kegiatan TA 2024”, jelasnya kepada media rabu 2/08/23 yang lalu.
Di sisi lain ada Badan Usaha Milik Desa yang telah terbentuk, namun mangkrak atau tidak berjalan, akhir tidak ada sumbangan ke pendapatan desa.
Seperti yang diungkapkan pengelola atau Ketua Bumdes Maju Bersama Desa Tirta Mulya Kecamatan Ipuh Firmansyah, Rabu 2 Agustus 2023.
“Bumdes Maju Bersama Desa Tirta Mulya dibentuk tahun 2017, dulu sempat menjalankan usaha dibidang Air Mineral, namun kini tidak berjalan”, ucapnya.
Ketika ditanya sudah berapa kali Badan Usaha Desa menerima alokasi atau suntikan modal dari dana desa, Firmansyah tidak dapat menjelaskan secara jelas.
“Setelah saya menjadi ketua Bumdes menerima modal dari dana desa desa pada tahun 2018 dan 2019, yang jelas dana itu ada masuk ke rekening, tapi jumlahnya saya lupa”, terang Firmansyah.
Saat ditanya media berapa Bumdes sudah menyumbang ke PAD Desa Firmansyah tidak bisa menyampaikan.
“Ada menghasilkan sumbangan ke PAD waktu menjalan usaha air mineral, namun saya lupa angkanya”, pungkasnya.
Kemudian ketika dikonfirmasi kepada Kepala Desa Hendri terkait suntikan modal dari desa desa yang sudah berikan, dan angka sumbang ke pendapatan desa (PAD), Ia menjawab bahwa pemerintahannya dilantik pada tahun 2022.
“Saya kan dilantik tahun 2022, dan Badan Usaha Milik Desa Vakum, usaha air mineral mengalami kerusakan dan kurang laku di pasaran”, jawab Hendri singkat.
Selanjutnya di Tanjung Jaya Kepala Desa Fajar mengatakan bahwa di pemerintahannya menyuntikan dana desa ke Bumdes baru sebesar Rp40juta.
“Seingat saya baru Rp40juta di tahun 2019 menyertakan modal dari dana desa ke Bumdes Jaya Bersama, dan unit usahanya dagang, jasa dan wisata kolam, dan saat ini belum dialokasikan lagi” jelas Fajar.
“Namun usahanya belum maksimal karena ada pengaruh covid-19, terutama untuk usaha kolam wisata”, ungkap Fajar kepada media ketika ditemui di kantornya Rabu 2 Agustus 2023.
“Sampai sekarang ini belum dialokasikan lagi dari dana desa, karena dana Rp40juta yang kita suntikan ke Bumdes belum menghasilkan” ungkap Fajar.
Kepala Desa Tanjung Jaya juga menyampaikan bahwa Aset Desa seperti UPKD dari Program BRDP dan UEDSP digabungkan ke dalam Badan Usaha Milik Desa.
Kemudian media mengirim pesan melalui Aplikasi WhatsApp, untuk menanyakan perkembangan Bumdes Jaya ke Ketuanya di No. 08538011XXX.
Pesan WA tersebut tidak dijawab, hanya centang biru saja.(Q-74)