spot_img
BerandaDPD RISultan Sesalkan  Tomat Dihargai Murah Dan Dibuang

Sultan Sesalkan  Tomat Dihargai Murah Dan Dibuang

Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin, sesalkan adanya video viral, yang memperlihatkan sikap frustasi beberapa petani tomat, akibat hasil panennya dihargai murah oleh pembeli.
Sultan menilai, sikap petani tersebut merupakan bentuk protes terhadap kealpaan negara, dalam tata niaga komoditas hortikultura di daerah.

Artinya masih terdapat kekosongan mata rantai pasok produk hortikultura yang terintegrasi secara langsung.

BACA JUGA  Addendum UUD 1945, LaNyalla Usulkan Peserta Pemilu Dari Unsur Perseorangan Masuk DPR RI

“Peristiwa ini tentu sangat ironis jika melihat tingginya tingkat konsumsi bahan pelengkap makanan yang bersumber dari produk hortikultura,” ujar Sultan melalui keterangan resminya pada Rabu (25/01).

“Padahal Masyarakat kita sangat doyan sambal dan saos tomat juga produk olahan tomat lainnya”, ucapnya.

Menurutnya, kehadiran industri pengolahan dengan skala kecil di tengah industri hortikultura adalah mutlak adanya.

BACA JUGA  LaNyalla Imbau Pemprov Jatim Minta Bupati Evaluasi Akses Infrastruktur Desa

Hal ini dibutuhkan mengingat karakter produk hortikultura yang mudah rusak dan sering terjadi over supplai.

“Pemerintah diharapkan mampu melihat potensi produksi hortikultura di daerah dengan memberdayakan masyarakat setempat sebagai pelaku industri pengolahan hasil pertanian,” harap Sultan.

“Kasus Tomat ini adalah contoh betapa sistem pengembangan hortikultura kita masih jauh dari standar industri yang terintegrasi di sektor hilir pertanian”, tegasnya.

BACA JUGA  Jelang Pemilu 2024, Karo SDM Polda Kalbar Tekankan Netralitas dan Kesiagaan di Polres Kubu Raya 

Kami mengapresiasi paradigma pengembangan potensi komoditas dengan pendekatan Hilirisasi selama ini.

“Tapi Paradigma hilirisasi pemerintah jangan hanya direalisasikan pada sektor tertentu saja,” jelas Sultan.

“Sektor strategis yang menghasilkan produk pangan dan hortikultura juga membutuhkan sentuhan teknologi pengolahan yang memadai,” ungkap Sultan.

BACA JUGA  LaNyalla Sesalkan Pemkot Bandar Lampung Abai Terhadap Guru PPPK

“Sehingga hasil panen petani dapat diolah langsung di area pertanian sebelum dipasarkan dengan nilai tambah yang optimal ke kota-kota”, tutupnya.

Sebagai informasi, sejumlah petani di Pekon (Desa) Hanakau, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, membuang ratusan kilogram buah tomat hasil panen ke jurang. Hal ini terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial.

Dalam video tersebut terlihat dua orang petani membuang satu peti tomat ke jurang. Selain itu, terlihat juga sejumlah peti berisi tomat matang lainnya yang berada di mobil pick up.

BACA JUGA  Pengerusakan Alat Peraga Adat Sudah Dilaporkan ke Polres Kubu Raya, Masyarakat Dihimbau Tetap Tenang

“Tomat murah enggak laku, lebih mahal kotaknya daripada buah tomat,” ujar salah seorang petani yang ada dalam video tersebut.

Salah seorang Petani tomat, Pudin, mengatakan, petani merasa kesal sebab saat ini harga tomat anjlok, hanya berkisar di harga Rp 600 sampai Rp 800 per kilogram.

Editor: Khairul Ramadan

BACA JUGA  Saat Ini Yang Ada Hanya Pembangunan di Indonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses