Senator asal D.I. Yogyakarta Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. berpandangan bahwa apresiasi kepada para relawan sopir ambulan sudah semestinya diberikan. Mereka merupakan pejuang kemanusiaan yang siap bekerja 24 jam untuk mengantarkan pasien ke rumah sakit.
Kami menghargai tenaga, waktu, dan biaya yang bapak-bapak lakukan untuk kemanusiaan.
“Setiap hari bahkan 24 jam melayani masyarakat tidak kenal lelah, membawa pasien maupun jenazah ke berbagai tempat”, kata anggota Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di kantornya di Jl. Kusumanegara 133 Yogyakarta, pada Kamis (13/04) siang.
“Yang dilakukan sebagai driver ambulan ini sangat luar biasa memberikan dampak dan menganjurkan nama baik NU, sehingga kami sangat mengapresiasi atas kerja-kerja kemanusiaan yang telah dilakukan,” ucap Senator Hilmy.
Tidak kurang dari 150 sopir ambulan NU di Yogyakarta mendapatkan apresiasi yang diwakili oleh masing-masing pengurus paguyuban ambulan NU dari setiap kabupaten/kota.
Dalam sambutannya, ketua paguyuban ambulan NU Andre Rahmat Hidayat menyampaikan terima kasih kepada pria yang juga akrab disapa Gus Hilmy tersebut.
Serta menyatakan bahwa apresiasi seperti sangat diharapkan dan dapat memberikan semangat kepada setiap anggotanya.
“Terima kasih untuk apresiasi kepada kami, yang selama ini 24 jam berada di jalanan. Kalau ada apresiasi yang demikian, ini lebih dari obat hati buat kami. Terlebih apresiasi ini datang dari sesepuh NU. Terlebih lagi membawa nama besar NU,” ujar Andre.
“Meski risikonya besar, tetapi setiap hari kita melihat ambulan NU berada di jalan nasional maupun jalanan perkotaan”, ungkapnya.
“Apalagi pada masa Covid-19 kemarin, itu sama halnya menyerahkan jiwa sendiri. Tapi alhamdulillah, tidak ada sopir ambulan NU yang menjadi korban”, jelasnya
“Oleh sebab itu, kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh sopir dan kru ambulan NU di DIY. Juga terima kepada Gus Hilmy yang menginisiasi program apresiasi kepada sopir ambulan ini,” ujar pria yang juga hakim Pengadilan Negeri Kota Yogyakarta tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) D.I. Yogyakarta Dr. KH. Zuhdi Muhdlor, M.Hum.
Menurutnya, menjadi sopir ambulan memiliki tanggung jawab yang berat dan penuh risiko.
Selain memastikan pasien harus sampai di rumah sakit tepat waktu, tetapi juga selamat dari musibah jalanan. Meski berisiko, sopir-sopir ambulan NU tetap teguh bekerja untuk kemanusiaan.
Editor: Khairul Ramadan