Limapuluh-Kota I Redaksi Satu.id –Suasana kegembiraan menyeruak di rumah Meutia Farida Hatta, hari Minggu itu.Dua sosok kerabat,Putri Proklamator Bung Hatta, dan Safni Sikumbang bertemu di sana. . Selain membincang Nagari Batu Hampar – negeri asal ayah Bung Hatta, keduanya juga tak luput membicarakan kondisi Kabupaten Limapuluh-Kota Sumatera Barat. (21/7/2024).Keduanya ternyata masih memiliki hubungan *pertalian kerabat di Kecamatan Akabiluru
Ada kegalauan yang muncul di pikiran Meutia Hatta terhadap kondisi realitas Kabupaten setempat dewasa ini. Tinta emas yang digores oleh Bung Hatta, Sutan Syahrir, Syafruddin Prawira Negara dkk, membenam,tanpa ada yang membangkitkannya kembali. Kebertuahan “Luak Limopuluah” ( saat itu ) hanya terbaca dalam catatan sejarah, dan tidak tercermin dalam kehidupan nyata dewasa ini.
Air beningpun menganak- sungai di mata dan mengalir kepelipis Meutia yang mulai digerus waktu itu. Harapannya akan muncul sosok tokoh yang akan ”membangkit Batang terandam” mulai menyeruak ketika H.Safni Sikumbang, datang ke rumah menemuinya, memenuhi undangan Meutia, mantan Dewan Pertimbangan Presiden RI itu .
Safni Sikumbang menjambangi kediam Putri Praklamotor Bung Hatta itu, usai penanda tanganan penandatanganan mandat oleh tiga partai pengusungnya seabagi Calon Bupati dari PKS, Hanura, dan PDI-P.
Kekaguman Safni Sikumbang atas perhatian dan kecintaan Muetia Hatta pada Kabupaten Limapuluh-Kota, ternyata bukan sebatas cerita saja. Perasaan haru- birupun tak terbendung dalam diri Safni Sikumbang, ketika serangkaian wejangan dan harapan Meutia bagi perbaikan Kabupaten Limapuluh -Kota yang diarahkan ke pundaknya.
Kehadiran Safni Sikumbang atas undangannya, bagaikan memicu harapannya akan lahir sosok pejuang dari Akabiluru sebagai mana Bung Hatta mengharumkan nama Batu ampar ke pelosok negeri ini
Deputi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan, RI ini. Harapkan agar H.Safni Sikumbang dapat ”membangkit Batang Terendam” – yakni membangkitkan nama besar ”Luak Limo-puluah” yang telah berjasa bagi Republik Indonesia menyelamatan negara upaya penghapusan oleh Belanda.
”Bak bayi” Yang Masih Tetap Merangkak dan Merengek
Menurut Putri Proklamator Bung Hatta itu, Limapuluh kota dewasa ini pada pandangan publik”bak bayi” yang masih terus merangkak dan merengek, meski usia Kabupaten ini jauh lebih tua dibandingkan beberapa daerah lain di Sumbar. Kemampuan pemerintah Kabupaten untuk mandiri tak kunjung terujud. Potensi daya Alam dan Sumber daya manusia , kurang mendapat perhatian. Alam yang kaya akan potensi-potensi yang bernilai, tidak digarap secara profesional dan proporsional.
Dalam pandangan dan penilaian Meutia sosok Safni Sikumbang merupakan karakter tokoh pemimpin yang sangat dinanti-nanti masyarakat Limapuluh kota. Bayak tokoh-tokoh hebat dan cerdas, namun sulit menemukan sosok yang berintegritas dan berjiwa enterpreneur .
Sosok itu terdapat pada diri H Safni Sikumbang. Karena selain Sayfni mapan secara ekonomi dan kaya pengalaman kemasyarakatan, kesantunan dan kepeduliannya terhadap sesama dan lingkungan juga sudah teruji di Kandis Riau – tempat dia berusaha.
Hal lain yang menjadi nilai plusnya, Untuk maju Pilkada Safni tidak menanti uluran tangan investor dan donatur. Sehingga dirinya tidak tersandra oleh Cukong manapun juga. Artinya, jika dia dimenangkan masyarakat, tidak ada suatu balas-budi yang mengikat dan menekan Safni Sikumbang dari pihak lain, yang mesti dia tanggung. Dengan demikian hal Ini tentu membuat Safni Sikumbang akan jauh lebih sempurna dan lebih fokus dalam memikirkan kemajuan masyarakat Limapuluh kota ke depan dalam tugasnya.” .Demikian tutur Jasrial Dt.Parmato Mancayo pada awak media.