Redaksi Satu – Walaupun pemerintahan Jerman mengalami krisis, seorang CEO terkemuka Lars Baumguertel (58) tahun tetap bertahan, (17/2/2025).
Akibat krisis berkepanjangan di Jerman” CEO terkemuka ini, pergerakan ekonominya tetap bertahan walaupun mengalami penurunan.
Lars Baumguertel pengusaha yang memulai merintis industri pabrik, sejak awal hingga terakhir dan tetap bertahan di kota Gelsenkirchen.
Lars Baumguertel CEO perusahaan yang memiliki segudang pengalaman, bagi pemerintahan Jerman. Krisis di negara itu, perusahaan mereka tetap bertahan.
Baumguertel telah memiliki banyak industri pabrik, perusahaan yang bergerak di pertambangan yang dia kelola di Mittelstand.
Walaupun krisis jerman berkepanjangan, perusahaan Lars Baumguertel memiliki jaringan baik produsen skala kecil, dan menengah” tetap bertahan meskipun pemerintah mengalami pergerakan ekonominya merosot.
Disebabkannya pergerakan perekonomian pemerintahan Jerman, yang sedang mengalami krisis kemunduran perekonomian. Dilansir dari Reuters.
Terpuruknya ekonomi pemerintahan Jerman, akibat tingginya biaya energi setelah perang Ukraina mengakhiri pasokan gas murah dari Rusia.
Para ekonomi terbesar di Eropa, mengalami kontraksi pada tahun kedua, secara berturut-turut hingga tahun 2024, kinerja terburuknya dalam dua dekade.
Kota Gelsenkirchen merupakan salah satu kota yang paling terdampak, kota ini memiliki tingkat pengangguran tertinggi di Jerman.
Hingga telah memicu peningkatan dramatis dalam popularitas partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD).
Menjelang pemilihan umum pada hari Minggu, perdebatan nasional sedang berlangsung mengenai tata cara memulihkan perekonomian Jerman.
Baumguertel mengatakan, pemerintah baru akan menyediakan investasi infrastruktur, yang telah lama tertunda.
Program itu dibutuhkan untuk membangun kembali sistem energi Jerman, dan untuk bertransisi melalui ekonomi hijau yang lebih modern.
Pemerintah Jerman telah berjanji untuk menjadi negara, netral karbon pada tahun 2045 yang akan datang.
“Seluruh wilayah Ruhr, dan khususnya Gelsenkirchen, membutuhkan perubahan yang menunjukkan konsisten untuk mempertahankan ekonomi.
Crew Reuters saat mengunjungi perusahaan pabrik pelapis baja galvanis, perusahaan yang berdiri pada tahun 1889, dengan jumlah karyawan sekitar 2000 orang.
Namun, pemerintahan Jerman telah menyetop pinjaman secara konstitusional secara berturut turut melakukan investasi pada mereka.
Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pelatihan keterampilan. Pemerintah Jerman akan merombak ekonomi, yang sedang terpuruk, kata para pengamat ekonomi.
Penundaan ini bagian dari kebijakan pemerintah Jerman, terhadap krisis keuangan pada tahun 2009, dibawah kepemimpinan kanselir Angela Merkel.
Dia telah membatasi defisit pemerintah federal hingga hanya 0,35% dari output. Sebagai bahan perbandingan, pada tahun lalu defisit anggaran AS, sebesar 6% dari output.
Delapan warga Gelsenkirchen menyampaikan pada reporter Reuters, serta politisi dan ekonom senior, ikut menyuarakan bahwa pemerintahan baru harus mempertimbangkan reformasi mendasar.
Pada jaman model Jerman yang lalu ketat dan berorientasi ekspor, termasuk rem utang, untuk menghidupkan kembali perekonomian.
Friedrich Merz, calon konservatif yang menjadi acuan, telah mempromosikan sebagai kanselir pada pemerintahan Jerman akan lakukan koalisi setelah pemilu.
Diam-diam Friedrich Merz telah membuka cela reformasi secara terbuka, kata elit partai politik kepada jurnalis.
Sikap secara resmi mereka telah menyetop anggaran, dan hutang harus tetap ada secara konstitusional, serta Jerman tidak akan berniat melakukan reformasi.
Merz memang menolak desakan pada musim panas lalu, oleh anggota senior partainya, CDU, untuk secara eksplisit.
Dia menyebutkan reformasi stop hutang dalam manifesto pemilihannya, dengan alasan daya tarik utamanya bagi para pemilih konservatif yang berpikiran hemat.
Namun, para pemimpin senior partai mengatakan kepada Reuters, Merz secara pribadi telah menerima, bahwa perubahan tidak dapat dihindari.
Karena kebutuhan investasi Jerman yang besar dalam ekonomi dan pertahanan, sementara keterlibatan Amerika dalam keamanan Eropa tidak lagi menjadi hal yang pasti di bawah Presiden Donald Trump.
“Tentu saja, kami akan melakukan reformasi setelah pemilu,” kata seorang pemimpin konservatif negara federal Jerman kepada jurnalis, yang meminta enggan disebut namanya. (Dilansir Reuters – Saidi Hartono).