Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PT. Maspion curhat terkait kelangkaan minyak goreng dan kenaikan bahan bakar minyak jenis pertamaz kepada Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.
SPSI menyampaikan keluhan tersebut, ketika Ketua DPD RI bertemu Presiden Direktur PT Maspion Group Alim Markus dan saat berdialog dengan seluruh unit perwakilan buruh di PT Maspion Group Sidoarjo, Jumat 1/4/2022.
Dalam kunjungan, Ketua DPD RI didampingi Staf Ahli Ketua DPD RI Baso Juherman. Sementara SPSI dihadiri Koordinator SPSI PT Maspion Group sekaligus Ketua PUK SPSI Maspion 2 Sunarto, Ketua SPSI Maspion 1 Maridin, Ketua SPSI Maspion 3 Esron Hutabalian, Ketua PUK PT Indal Nurul dan Sekjen SPSI Maspion 1 Sumaryono.
Koordinator SPSI PT Maspion Group sekaligus Ketua PUK SPSI Maspion 2, Sunarto, bersyukur ia dan rekan-rekannya dapat menyampaikan aspirasi langsung kepada LaNyalla.
“Suatu kehormatan besar bagi kami dapat bertemu langsung dan aspirasi kami langsung diterima oleh Pak LaNyalla,” kata Sunarto.
“Kelangkaan minyak goreng dan kenaikan Pertamax merupakan persoalan nasional yang menjadi kendala bagi ia dan teman-temannya sesama pekerja PT Maspion Group,” katanya lagi.
“Saya dapat pesan dari teman-teman pekerja untuk menyampaikan salam minyak goreng dan salam Pertamax kepada Pak LaNyalla. Saya kira Bapak adalah pribadi yang cerdas dan paham apa yang dimaksud teman-teman saya,” tutur Sunarto.
Dikatakan oleh sunarto, kenaikan harga Pertamax dan menghilangnya minyak goreng murah dari pasaran tentu sangat berdampak bagi para pekerja. “Dampaknya tentu sangat luar biasa bagi kami. Kebutuhan kami akan semakin membesar,” ujarnya.
Sunarto menjelaskan, hubungan industrial yang terjadi di PT Maspion Group sejauh ini berjalan cukup baik. Perusahaan dan pekerja saling mengerti hak dan kewajiban masing-masing.
“Kami di sini cukup solid dan kompak Bapak. Selama ini perhatian perusahaan, terutama Pak Alim Markus itu sangat baik kepada karyawan. Alhamdulillah hubungan kita sangat baik. Selama masa pandemi, tak ada karyawan yang di-PHK,” kata Sunarto.
Sementara LaNyalla menyampaikan sudah memperjuangkan aspirasi para pekerja sebagaimana disampaikan SPSI perwakilan Maspion Group. Hal itu pula yang ditemuinya selama ia berkeliling ke seluruh Indonesia di 34 provinsi.
“Soal minyak goreng ini memang yang paling lantang disuarakan. Jadi keliru kalau Luhut Panjaitan bilang ada 110 juta orang yang membahas dan menginginkan Pemilu ditunda. Justru yang paling sering diperbincangkan publik adalah hilangnya minyak goreng di pasaran,” kata Ketua DPD RI LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu mengaku telah memanggil Menteri Perdagangan agar mendapat penjelasan mengapa minyak goreng yang notabene kebutuhan masyarakat bisa hilang di pasaran.
“Sudah kita panggil Mendag dan akan segera dibenahi katanya. Saat itu kita juga me-warning agar persoalan ini segera diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya,” tegas LaNyalla.
Berjalannya waktu, minyak goreng yang hilang di pasaran tak kunjung ditemukan. Ia pun tak habis pikir bagaimana bisa pemerintah begitu lambat dalam mengatasi persoalan yang menjadi hajat hidup orang banyak tersebut.
“Kita tentu berharap agar ada tindakan yang cepat mengatasi persoalan ini, sekaligus memberantas kartel mafia yang bermain. Jangan permainkan kebutuhan masyarakat,” kata LaNyalla.
Di sisi lain, LaNyalla juga mengaku sudah melakukan protes keras terkait rencana kenaikan Pertamax. Menurutnya, di tengah situasi yang sulit saat ini tak sepantasnya kebijakan tersebut diambil. “Yang pasti itu sudah menjadi catatan kami dan kami sudah memprotes keras. Saya prihatin dengan kebijakan ini,” kata LaNyalla.(*)
Sumber: lanyallacenter