Pasaman Barat | Redaksi Satu – 10 Hari Pasca Bencana Gempa Pasaman Barat, masyarakat yang terdampak bencana gempa yang terjadi 25 Februari 2022 lalu berada di tenda pengungsian.
Tim Pemerintah Pusat dan Penerintah Daerah bersama TNI, POLRI, BNPB, BPBD, PMI, Pramuka, BMKG, ACT, Rumah Zakat, dan tim lain saling bahu membahu berupaya, meringankan beban masyarakat terdampak bencana gempa.
Kegiatan dimaksud mulai dari operasi Evakuasi dan penyelamatan korban, pendataan, penggalangan bantuan, pendistribusian bantuan, penyiapan sarana prasarana pengungsi, pembersihan material reruntuhan, perbaikan akses jalan dan lainnya.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut sangat lah berat, karena banyaknya masyarakat yang terdampak, penyebaran pengungsi di banyak titik, luasnya medan bencana, sulitnya akses menuju medan pengungsian dan cuaca yang terkadang tidak mendukung.
Luar biasa, niat ikhlas para relawan tanggap bencana yang bekerja keras seperti tidak mengenal lelah mulai pagi hingga malam, jiwa persatuan para relawan yang tidak saling mencari-cari kelemahan dan keburukan rekannya dan banyaknya masyarakat serta organisasi yang bersimpati memberi bantuan adalah modal utama, sehingga hampir semua permasalahan masyarakat di pengungsian dapat dicarikan solusi, sehingga dari hari ke hari terlihat semakin berkurang masyarakat di tenda pengungsian.
Pemerintah selalu ingin memberi pelayanan terbaik buat masyarakatnya, sehinga permintaan masyarakat yang pengungsi untuk kembali ke kampung atau ke rumahnya didukung penuh oleh tim satgas dan Pemda. Bukan tanpa alasan, karena sesuai data BMKG yang dirilis Sabtu 05 maret lalu bahwa intensitas gempa sudah mulai menurun dan kekuatan gempanya pun sudah jauh berkurang.
Ketika para pengungsi pulang ke rumahnya pemerintah tidak melepas begitu saja, tim akan mendata pengungsi yang akan pulang, membekali dengan tenda bagi rumahnya rusak berat, membekali makanan dan mengantar dengan transportasi yang ada di Pemda.
Satgas dan Pemda berharap dengan pulangnya pengungsi ke rumahnya, mereka akan dapat memulai usahanya kembali seperti memelihara kebun, pertanian, dan ternak yang ada di kampungnya.
Selain itu, masyarakat yang terdampak gempa akan lebih mudah divalidasi datanya untuk pengusulan pembuatan rumah hunian sementara dan upaya pengusulan bantuan lainnya dari pemerintah dan donatur-donatur yang ada.
(Zoelnasti)