Redaksi Satu || – Jakarta – Swasembada Pangan menjadi prioritas utama dan ditargetkan Presiden Prabowo Subianto, (15/12/2024).
Swasembada Pangan telah tercapai tahun 2027/2028. Data BPS RI, Januari-Oktober 2024 Indonesia impor beras 3,48 juta ton senilai Rp 34,19 trilyun.
Ketahanan pangan yang digapai Indonesia 2017, 2019, 2020 dan 2021 diyakini Presiden Prabowo mampu didorong menjadi swasembada pangan pada 2027/2028.
Apakah hal ini realistik atau utopia?, tegas Ketua Umum Komite Ekonomi Rakyat Indonesia (KERIS) dr. Ali Mahsun ATMO M Biomed.
Ketika dihadapan milenial dan gen Z, mahasiswa dan pemuda, serta para sarjana dan aktivis pegiat swasembada pangan pada FGD Asosiasi Penyangga Tatanan Negara Indonesia.
Telah kerjasama dengan Kominda DKI Jakarta di Grand Cemara Hotel Menteng Jakarta, Sabtu, 14/12/2024.
Dokter ahli kekebalan tubuh yang juga Ketua Umum Asosiasi PKL Indonesia ini menuturkan, kita semua khususnya milenial dan gen Z, mahasiswa dan pemuda dituntut memahami perjalanan Indonesia dan dinamika tatanan dunia global.
Indonesia adalah bangsa terbesar dan terkuat di dunia lahir dari lebih 750 suku bangsa dengan beragam varian perbedaan yang terukir dalam Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa.
Indonesia adalah negara terkaya dan tersubur di dunia, gemah ripah loh jiwani, hijau royo-royo.
Atau menukil Emha Aninun Najib, Indonesia adalah penggalan surga yang seakan pernah bocor dan jatuh dibumi nusantara. Singkat cerita Indonesia mampu wujudkan swasembada pangan asal mau.
Lebih dari itu, swasembada beras pernah direngkuh Indonesia tahun 1984 era Presiden Suharto, keluar dari predikat negara importir beras terbesar se-Asia tahun 1967-1970.
Lebih dari itu, tambah Presiden Kawulo Alit Indonesia (KAI), saat ini Indonesia dalam keadaan sedang tidak baik-baik saja.
Bukan saja daya beli rakyat belum beranjak naik sejak pandemi covid-19, lebih dari itu, sebanyak 9,9 juta milenial dan gen Z menganggur, 10 juta kelas menengah jatuh miskin, PHK marak dimana-mana, serta terjadi lonjakan pekerja informal sebesar 3,49%.
Demikian pula kondisi geo-ekonomi dan geo-politik global makin tidak menguntungkan.
Bukan saja terjadi resesi ekonomi dan ancaman krisis pangan dunia, namun terjadi pula ketegangan dan peperangan diberbagai kawasan dunia.
Disisi lain, suka atau tidak suka, Indonesia dituntut sukses menjemput puncak demografi 2030.
Jika gagal terjadi malapetaka di negeri ini yaitu membludaknya pengangguran dan kemiskinan bahkan kelaparan yang bahayakan eksistensi NKRI.
Apakah tekad bulat Presiden Prabowo gapai swasembada pangan 2027/2028 dapat diwujudkan?
Sekali lagi, Indonesia mampu asal mau. Saya meyakini secara mendalam atau haqqul yakin bahwa Presiden Prabowo mampu mewujudkan swasembada pangan 2027/2028.
Namun ada syaratnya. Pertama, Presiden Prabowo konsisten tegak lurus, tegas dan tegakkan hukum dalam mewujudkan swasembada pangan.
Laksana sebuah perusahan, Presiden Prabowo itu CEO Tunggal Indonesia, sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan Indonesia yang punya kekuatan dan kekuasaan yang sangat besar.
Dengan demikian, titah tekad bulat Presiden Prabowo itu satu komando, wajib ditegakkan dan direalisasikan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta swasta dan elemen kekuatan Indonesia lainnya.
Kedua, base on satu data integrasi, serta dengan pola komunikasi dan kerjasama secara baik dan benar, serta tanggalkan egosentris antar kementerian/lembaga negara, swasta dan eleman terkait lainnya.
Ketiga, fokusing dan efisiensi anggaran, serta tegakkan dengan tegas tidak ada kebocoran dan penyalagunaan kekuasaan yang niscayakan.
Sebuah integritas, serta kesadaran penuh para pejabat dan para pihak untuk, tanggalkan “praktek-praktek moral hazard” yang selama ini kerap terjadi.
Ke-empat, optimize intensifikasi lumbung padi di pulau Jawa didukung teknologi modern. Ke-lima, optimize ekstensfikasi lumbung padi di luar Jawa (Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera) dengan pola klaster dan transformasi teknologi modern.
Ke-enam, lipat gandakan kapasitas building petani dengan accelerated learning by doing.
Dan, ke-tujuh, pastikan 50 ribu milenial dan gen Z excited menjadi petani modern, dengan pendapatan minimal Rp 10 juta per bulan sebagaimana Mathius petani milenial Merauke berpenghasilan Rp 20 juta per bulan.
Sekali lagi, Presiden Prabowo mewujudkan swasembada pangan 2027/2028, pungkas Ketua Umum Bakornas LKMI PBHMI 19951998 dan Sekretaris Lembaga Sosial Mabarrot PBNU 2000-2005.
Agenda di atas diawali dengan menyayikan lagu Indonesia Raya. Pada kesempatan yang sama juga hadir nara sumber Erica Aktasari, SE, MM, Akt, Dosen UBK Jakarta.(SPMI – RED).