TORONTO: Impian surga di Kanada menjadi sukses, para imigrasi berjuang untuk bertahan hidup, (10/12/2023).
Kanada merupakan impian dan harapan para imigrasi untuk bertahan hidup, menetap di negara itu. Banyak para imigrasi bermukim di Kanada.
ahun 2023 tingginya biaya hidup, dan kekurangan pendapatan untuk biaya sewa tempat tinggal.
Mengapa demikian disebabkan melonjaknya, jumlah imigrasi semakin meningkat. Mereka pendatang baru terpaksa meninggalkan negara mereka,. di negara yang mereka pilih untuk dijadikan rumah adopsi.
Perdana Menteri Justin Trudeau menjadikan imigrasi sebagai senjata utamanya untuk mengatasi tantangan besar Kanada yaitu penuaan dan perlambatan populasi, dan hal ini juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Untuk meningkatkan pertumbuhan, populasi Kanada. Untuk percepatan peningkatan, lebih dari enam dekade pada tahun ini, ujar Badan Statistik Kanada.
Dari sebagian jumlah penduduk sebagian kecil dari 263.000 orang. Mereka berdatang pada dekade yang sama, jumlah imigrasi” semakin meningkat, sehingga membuat pengamat khawatir.
Kanada yang di dominasi jumlah penduduk dari imigran, pemerintah Kanada akan mengalami kelemahan dari kebijakan Perdana Menteri Justin Teundeau.
Menurut sumber dari Reuters, Perdana Menteri telah memberikan izin tempat tinggal imigrasi” dengan jumlah 2,5 juta orang ,dengan ketentuan peraturan delapan tahun mereka menetap.
Menurutnya, ini sangatlah penting, dalam menciptakan suasana yang positif. Di awal pada tahun tersebut, untuk memutuskan tetap tinggal, ucap Daniel Bernhard , CEO ICC.
Para imigran, menyalahkan tingginya, biaya tempat tinggal mereka. Sebagai alasan keputusan besar mereka, untuk membentuk negara baru. Rata-rata di Kanada, pendapatan sekitar 60 persen yang diperlukan.
Untuk anggaran rumah tangga, angka ini meningkat menjadi 98 persen untuk Vancouver dan, 80 persen untuk Toronto. Kata RBC dalam laporannya bulan September.
Myo Maung imigrasi asal Myanmar, lebih dari tiga dekade ia sukses berkarir sebagai agen Real Estate dan pemilik restoran.
Namun dia berencana untuk pensiun di dan menetap di Thailand. Menurutnya karena dia tidak dapat, mempertahankan standar hidupnya di Kanada. Berdasarkan pendapatan pensiunnya.
Phil Triadafilopoulos, seorang profesor ilmu politik yang berspesialisasi dalam imigrasi di Universitas Toronto (UofT), mengatakan,’ imigrasi yang cepat memperburuk dan kekurangan tempat tinggal (Rumah).
“Maka tidak mengherankan jika orang-orang yang punya pilihan… memilih singgah ke negara lain.”atau pulang ke negaranya setelah merasakan situasi di Kanada,” kata Triadafilopoulos.
Bulan lalu, pemerintahan Trudeau membatasi target jumlah penduduk baru sebesar setengah juta per tahun.
Mulai tahun 2025, dan seterusnya untuk mengurangi tekanan pada pasar perumahan.
Namun bagi sebagian orang, hal ini sudah terlambat. Justinas Stankus, 38, yang datang ke Kanada dari Lithuania pada tahun 2019.
Untuk mengejar gelar doktor dalam ilmu politik di UofT sedang mempertimbangkan untuk pindah ke Asia Tenggara, di mana biaya hidup lebih rendah dan, tempat ia masih dapat melanjutkan penelitiannya.
Stankus, yang membayar C$2.000, termasuk utilitas, untuk apartemen satu kamar tidur, mengatakan meningkatnya biaya hidup telah mempersulit pemenuhan kebutuhan dasar.
“Dengan anggaran mahasiswa pascasarjana, hal ini tidak berkelanjutan,” kata Stankus.
Cara dari Hong Kong mengatakan dia merasa terjebak dan, ingin hengkang. “Kapanpun saya mendapat kesempatan untuk pergi, saya akan mengambil kesempatan itu.” ($1 = 1,3718 dolar Kanada).
Cerita ini telah dikoreksi untuk menyebut Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dengan nama lengkap dan gelarnya, dan menambahkan bahwa Scarborough adalah bagian dari Toronto di paragraf 9.
Sumber dari Reuters.
Redaksi.