Kasus Pembunuhan 4 anak menghebohkan warga di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Berikut kronologi tragedi kematian empat anak di sebuah rumah kontrakan yang menggegerkan warga, dan ada pesan yang ditulis dengan darah menciptakan luka mendalam dalam masyarakat setempat.
Dalam kasus pembunuhan 4 anak ini, sorotan tajam terfokus pada sosok ayah kandung mereka, Panca Darmansyah (41), yang diduga menjadi dalang di balik peristiwa pembunuhan yang mengerikan itu.
Lokasi penemuan mayat dari kasus pembunuhan 4 anak, yang terletak di Jalan Kebagusan Raya, Gang Roman, RT 004, RW 003, No 1A, Jagakarsa, telah diamankan dengan police line guna mendukung penyelidikan lebih lanjut.
Dalam pemantauan Suara.com pada Kamis (7/12/2023), kontrakan Panca, yang berada di pinggir jalan tak jauh dari gang masuk, menjadi saksi bisu kejadian tragis pembunuhan 4 anak.
Dua mainan motor-motoran dari plastik tergeletak di dekat jendela. Aroma busuk yang masih menyengat di sekitar lokasi menambah kesan kelam di tempat kejadian perkara.
Kronologi Kasus Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa
Sebelumnya, berita mengenai empat anak yang ditemukan tewas di kontrakan ini telah menggemparkan warga pada Rabu (6/12/2023).
Diduga, Panca Darmansyah, sang ayah, menjadi tersangka utama dalam kasus mengerikan pembunuhan 4 anak-anaknya.
Ketika ditemukan, Panca sedang berusaha bunuh diri dengan menyayat lengan tangannya. Sebuah pisau masih menancap di tubuhnya, dan di dalam kamar mandi rumah tersebut, terdapat pesan yang diduga ditulis dengan darah, memberikan petunjuk misterius.
“Puas Bunda, Tx For All,” begitu bunyi tulisan tersebut yang terukir di atas keramik rumah, menambah nuansa misteri yang belum terpecahkan.
Meskipun demikian, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Ade Ary Syam Indardi, menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung, dan uji laboratoris akan dilakukan untuk mengonfirmasi aspek-aspek tersebut.
Tragedi ini meninggalkan sejumlah tanda tanya, dan masyarakat menantikan jawaban terkait kejadian pembunuhan empat anak yang diduga dilakukan oleh ayah kandung mereka.
Warga di sekitar Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan, digegerkan oleh peristiwa mengerikan pembunuhan empat anak yang ditemukan terbaring di sebuah kamar kontrakan pada Rabu (6/12/2023).
Detail kronologi kejadian pembunuhan 4 anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan, membuka tabir kekejaman yang mengejutkan dengan dugaan pelakunya adalah ayah kandung sendiri.
Pelaku diduga adalah Panca, ayah kandung keempat anak yang juga ditemukan meninggal dengan luka parah di kamar mandi juga benda tajam menancap di tubuhnya serta luka sayatan di lengan.
Kronologi Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa
Pertama kali, bau tidak sedap menguar dari rumah tempat tinggal keempat anak itu, memicu rasa penasaran warga sekitar.
Dipimpin oleh Yakub, Ketua RT setempat, mereka berusaha menemukan sumber bau yang ternyata berasal dari rumah Panca dan keluarganya.
Saat pintu rumah berhasil dibuka setelah bantuan seorang tukang kunci, warga dihadapkan pada pemandangan mengerikan.
Keempat anak Panca – V (6 tahun), S (4 tahun), A (3 tahun), dan A (1 tahun) – ditemukan tewas berjajar di atas kasur di dalam kamar.
Panca sendiri ditemukan berlumuran darah di kamar mandi dengan pisau yang tertancap di tubuhnya.
Kronologi tragis ini dilaporkan oleh Yakub kepada polsek setempat setelah temuan tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Ary, mengungkap bahwa polisi menemukan pesan darah di tempat kejadian perkara (TKP), diduga ditulis oleh Panca dan ditujukan kepada istrinya, D.

“Pesan darah itu berisi, ‘Puas Bunda, Tx for all’, dan terukir di atas keramik rumah,” kata Ade Ary.
Meski demikian, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Ade Ary Syam Indardi, menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung, dan pihaknya akan melakukan uji laboratoris untuk mengonfirmasi aspek-aspek tersebut.
Fokus pada kasus KDRT semakin menguat setelah penemuan pesan darah di tempat kejadian perkara yang diduga ditulis oleh P dan ditujukan kepada D.
Pesan itu berbunyi, “Puas Bunda, Tx For All,” dan terukir di atas keramik rumah, membuka dugaan terhadap kisah tragis kekerasan dalam rumah tangga yang merenggut nyawa keempat anak di Jagakarsa.
Sementara itu, ibu korban berinisial D mengaku bahwa ia menjadi korban KDRT dari suaminya yang diduga pelaku pembunuhan 4 anak yang ditemukan tewas di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Peristiwa tragis ini menjadi sorotan utama di tengah-tengah masyarakat Jagakarsa, mengundang keprihatinan dan keprihitan atas kejadian pembunuhan tersebut. Warga sekitar Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan, masih mencoba mencerna dan memahami kedalaman tragedi ini.
Kronologi pembunuhan yang diungkapkan oleh Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Ary, membuka selubung kekejaman yang mengejutkan. Awalnya, bau tak sedap mencuat dari rumah tempat tinggal keempat anak tersebut, memicu kecurigaan warga sekitar.
Dipimpin oleh Yakub, Ketua RT setempat, mereka berusaha menemukan sumber bau tersebut yang ternyata berasal dari rumah Panca dan keluarganya. Dengan bantuan seorang tukang kunci, pintu rumah berhasil dibuka, dan warga dihadapkan pada pemandangan mengerikan yang tak terlupakan.
Keempat anak Panca – V (6 tahun), S (4 tahun), A (3 tahun), dan A (1 tahun) – ditemukan tewas berjajar di atas kasur di dalam kamar. Panca, sang ayah, ditemukan berlumuran darah di kamar mandi dengan pisau yang tertancap di tubuhnya.
Detail kronologi tragis ini dilaporkan oleh Yakub kepada polsek setempat setelah temuan tersebut. Ade Ary mengungkapkan bahwa pesan darah ditemukan di tempat kejadian perkara, diduga ditulis oleh Panca dan ditujukan kepada istrinya, D.
“Pesan darah itu berisi, ‘Puas Bunda, Tx for all’, dan terukir di atas keramik rumah,” kata Ade Ary.
Pada saat ini, Panca masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Mulia, sedangkan D, istrinya, telah dirawat lebih dulu di RSUD Pasar Minggu. Tim penyidik Polres Metro Jakarta Selatan bekerja sama dengan dokter forensik untuk melakukan olah TKP dan memahami lebih lanjut mengenai peristiwa ini.
Sebelum tragedi terkuak, Ketua RT mengungkap bahwa Panca dan D mengalami pertengkaran sengit pada Sabtu (2/12/2023) terkait masalah rumah tangga. Panca, yang menuduh istrinya berselingkuh, mengakui tindakan kekerasan yang menyebabkan sang istri harus dirawat di rumah sakit.
Penting untuk mencatat bahwa peristiwa ini merupakan suatu tragedi yang mengejutkan dan memilukan, dan proses penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap fakta-fakta lebih lanjut terkait kronologi dan motivasi di balik kejadian ini.