REDAKSISATU.ID – Jembatan Gantung yang menghubungkan Dua Dusun di Semangkok, Desa Ariung Mendalam, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, tiba-tiba putus pada Selasa pagi, 11 April 2023, sekitar Pukul 07.00 WIB.
Selain viral di Media Sosial, putusnya Jembatan Gantung tersebut diungkapkan langsung oleh Adi Saputra seorang yang bertugas di SDN 14 Semangkok saat dikonfirmasi oleh Wartawan.
“Kejadian itu terjadi tidak lama setelah saya melewati jembatan tersebut, dimana sekitar lima menit saya tiba di sekolah, langsung mendapat kabar bahwa jembatan tersebut putus,” ungkap Adi, Selasa sore.
Dia menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterimanya bahwa beberapa detik sebelum Jembatan tersebut putus, ada warga, satu keluarga sebanyak 3 (tiga) orang melewati jembatan tersebut dengan menggunakan sepeda motor. Tiba-tiba Jembatan itupun putus.
Menurut Adi, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja saat ini akses menuju Dua Dusun di Semangkok saat ini hanya bisa diseberangi dengan menggunakan perahu.
Jembatan Gantung ini selain digunakan untuk aktifitas sehari-hari oleh warga, juga digunakan oleh anak-anak Sekolah di daerah tersebut.
“Tidak ada korban jiwa dalam saat kejadian itu, untuk sementara kalau mau menyeberang kita harus pakai perahu,” terangnya.
Seorang Guru itupun mengatakan putusnya Jembatan Gantung tersebut disebabkan karena faktor usia yang sudah cukup tua dan tidak pernah dilakukan perbaikan.
“Kerusakan Jembatan tersebut diperkirakan pada tiang atas, yang merupakan penopang pada tali Seling Baja,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Jembatan Gantung yang putus tersebut baru saja 4 (empat) hari yang lalu tepatnya pada hari Jumat 7 April 2023, dilewati oleh Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan bersama Ketua Komisi V DPR RI Lasarus, Anggota DPRD Kabupaten Kapuas Hulu dari Fraksi PDIP dan beberapa pejabat lainnya.
Kunjungan kerja tersebut dalam rangka peninjauan situs Cagar Budaya Rumah Betang Semangkok yang berusia 109 Tahun, yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai cagar budaya pada tahun 1992.
Editor: Adrianus Susanto318