spot_img
BerandaKESEHATANBKKBN Sasar Remaja Percepat Penurunan Sunting Lewat Program Genre

BKKBN Sasar Remaja Percepat Penurunan Sunting Lewat Program Genre

BKKBN sebagai salah satu instansi pemerintah turut berpartisipasi aktif dalam pembinaan remaja melalui Program Generasi Berencana (Genre).

Program Genre BKKBN ini adalah program yang dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja sehingga mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan, berkarir dalam pekerjaan, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.

Pendekatan yang dilakukan BKKBN lewat Program Genre melalui wadah Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan Bina Keluarga Remaja (BKR).

BKKBN

Mempercepat penurunan stunting terus digalakkan oleh BKKBN. Banyak upaya yang telah dilakukan, salah satunya dengan menyasar pasangan keluarga muda.

Sebagai calon pasangan yang akan berkeluarga dan sebagai calon orangtua,remaja perlu disiapkan agar memiliki perencanaan dan persiapan kehidupan berkeluarga.

Faktanya hanya sedikit remaja yang mendapat informasi yang cukup mengenai pernikahan dari keluarga maupun lingkungan mereka karena kurang menyadari perlunya persiapan dan perencanaan sebelum menjalani kehidupan berkeluarga agar tercipta keluarga yang berkualitas.Keluarga berkualitas bercirikan tenteram, mandiri, dan bahagia. Salah satuindicator dimensi ketenteraman adalah perceraian.

BKKBN

Data BPS (2019) menunjukkan bahwa kasus perceraian tertinggi karena perselisihan dan pertengkaran terus menerus dan menimpa kelompok usia 20 – 24 tahun dengan usia pernikahan belum genap lima tahun. Tingginya angka perceraian pada kelompok tersebut sebagai akibat pernikahan yang dilakukan pada usia muda sehingga belum siap dalam menjalani kehidupan berkeluarga.

Tingginya jumlah pasangan muda yang bercerai akibat ketidaksiapan mereka dalam menjalani perkawinan mengindikasikan banyaknya pasangan muda yang sesungguhnya belum memperhatikan kesiapan menikah. Ketidaksiapan berkeluarga juga berdampak pada generasi yang akan dilahirkan.

Hasil studi menunjukkan bahwa ada faktor pendorong/faktor risiko yang bersumber dari pihak ibu dan ayah dari anak-anak yang stunting, yaitu usia, kondisi kekurangan gizi kronis, anemia, serta keterpaparan asap rokok. Padahal dari 2 juta pernikahan di Indonesia setiaptahunnya, 1,6 juta di antaranya langsung hamil di tahun pertama. 400 ribu dari 1,6juta yang hamil di tahun pertama pernikahannya tersebut melahirkan anak dengan kondisi stunting.

BACA JUGA  Kepala Daerah Harus Mampu Gali Potensi Ekonomi Lokal

BKKBN

Kondisi ini menunjukkan, jika remaja sebagai calon pasangan tidak disiapkan agar memiliki perencanan dan kesiapan hidup berkeluarga, akan berkontribusi pada penambahan 400 ribu kelahiran anak dengan kondisi stunting setiap tahunnya. Mengingat pentingnya menyiapkan remaja agar memiliki kesiapan dan perencanaan dalam membangun keluarga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses