Opini Publik
Redaksi Satu – Opini publik, belakangan ini wilayah Indonesia mengalami bencana alam terjadi di pulau Sumatera.
Mengapa bencana alam itu terjadi? Dan mengapa ketika terjadi, “Baru mereka sibuk berbenah dan ironisnya mengatakan takdir!
Disinilah perlu pemahaman dan bahwa pemerintah daerah, hingga provinsi perlu berbenah dan menjaga lingkungan alam ini.
Faktor Penyebab Bencana Alam
Penyebab bencana alam menjadi salah satu yang dapat merugikan masyarakat luas, dan korban berjatuhan harta benda mereka hancur berantah tergerus oleh bencana alam.
Faktor perusakan alam disebabkan oleh manusia.
Faktor disebabkan perusakan alam, disebabkan oleh manusia melakukan pengundulan hutan, perusakan ekosistem, dan pencemaran yang meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir, tanah longsor.
1. Menjaga melestarikan alam sumber manusia.
2. Menjaga dan merawat alam pegunungan tanpa ada penambangan disekitarnya.
3. Menjaga sumber mata air tanpa ada pengikisan.
4. Menanam pohon dan ikut melestarikan tanpa harus, melakukan pembasmian atau pembakaran alam hutan disekitarnya.
Sumber kekayaan alam bila dipelihara dan dilestarikan tanpa ada unsur penambangan ilegal, maka dapat mencegah salah satu nya terhindar dari bencana.
Pemerintah perlu merawat hasil kekayaan alam, tanpa harus memiliki kepentingan serta merusak pegunungan yang disebabkan oleh penambang.
Perwujudan inilah pemerintah daerah atau provinsi wajib melakukan, agar iklim ini membaik dan bencana dapat terhindar di wilayah alam pegunungan.
Bencana dapat merugikan segala pihak, terutama masyarakat yang menjadi korban.
Marilah kita bersama-sama menjaga, merawat, melestarikan, alam pegunungan tanpa ada yang melakukan penambangan di sana.
Catatan Kepada Wakil Rakyat
Peranan DPRD dan DPR belum memiliki empati, kepedulian dan kecintaan terhadap sumber kekayaan alam.
Fungsi DPRD, DPR merupakan legislasi yang mewakili rakyat dan mereka menerima gaji dari negara, dan bersumber dana dari pajak rakyat.
Peranan mereka sedini mungkin harus memiliki kewajiban. Mereka perlu membuka mata, membuka telinga, melakukan dan melihat sumber alam pegunungan di dapil nya mereka masing – masing.
Mereka pada saat reses tentunya melakukan kunjungan ke daerah. Tetapi kunjungan kerja mereka belum menghasilkan karya.
Sepanjang reformasi telah bergulir tahun 1998, hingga saat ini peran mereka (wakil rakyat) belum mewakili rakyat tetapi mewakili kepentingan politik.
Apakah peranan wakil rakyat menguntungkan bagi rakyat?
Apakah wakil rakyat mereka memiliki dan mencintai sumber kekayaan alam?
Apakah wakil rakyat ikut menjaga dan melestarikan kekayaan alam bumi Pertiwi ini?
Berikut kronologis peristiwa terjadi bencana di Indonesia.
2004: Gempa dan tsunami Aceh. 2006: Gempa bumi Yogyakarta. 2009: gempa Sumatera Barat. 2010: Letusan Gunung Merapi dan gempa Mentawai.
2018: Gempa dan tsunami Palu. 2020: Banjir.
2021: Gempa bumi.
2023: Gempa bumi di Maluku dan gempa bumi Jayapura. 2025: Gempa dan bencana banjir Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh.
Sepanjang catatan ini koresponden melihat, mendengar dan menjelajahi kekayaan alam pegunungan.
Disclaimer:
Artikel ini ditulis sebagai opini dan pengalaman lapangan yang bertujuan memberikan sudut pandang kritis terhadap fenomena sosial di tengah masyarakat.
Seluruh nama, peristiwa, maupun ilustrasi yang disebutkan hanya bersifat umum dan tidak ditujukan untuk menyerang, merugikan, atau mendiskreditkan pihak mana pun.
Redaksisatu.id tidak bertanggung jawab atas interpretasi pembaca dan menganjurkan agar setiap informasi ditelaah secara bijak sesuai konteks masing-masing.



